Advertisement

Mengenal Sri Sultan HB IX, Bapak Pramuka Indonesia

Jumali
Kamis, 14 Agustus 2025 - 14:07 WIB
Jumali
Mengenal Sri Sultan HB IX, Bapak Pramuka Indonesia Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Julukan ini adalah bentuk pengakuan atas jasa besarnya dalam  memimpin gerakan ini. 

Disarikan dari berbagai sumber, Sri Sultan HB IX lahir pada 12 April 1912 di Yogyakarta dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun. Sri Sultan HB IX adalah putra Sri Sultan HB VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Sejak kecil, Sri Sultan HB IX tidak dibesarkan di lingkungan keraton, melainkan diasuh oleh keluarga Belanda, keluarga Mulder.

Advertisement

Sehingga, membuatnya tumbuh mandiri dan mampu memahami dua budaya sekaligus, yaitu budaya Barat dan budaya Jawa, yang membentuk kepribadian dan kepemimpinannya.

BACA JUGA: Polda DIY Serahkan 6 Tersangka Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon

Jelang Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan HB IX memberikan dukungan penuh terhadap bangsa. Dua hari setelah proklamasi, Sri Sultan HB IX mengirim telegram kepada Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta untuk menyatakan kesetiaannya pada Tanah Air.

Ketika Belanda kembali mengancam, Sri Sultan menawarkan Yogyakarta sebagai ibu kota darurat Republik Indonesia. Tak hanya itu, dia juga membiayai operasional pemerintahan, gaji pejabat, hingga delegasi internasional menggunakan dana pribadi dari kas keraton.

Setelah pemerintah kembali ke Jakarta, dia pernah mengatakan Yogyakarta “sudah tidak memiliki apa-apa lagi” sebagai simbol pengorbanan total demi kemerdekaan. Pada masa revolusi, dia turut aktif di pemerintahan, menjabat sebagai menteri negara (era Syahrir dan Hatta I), menteri pertahanan (era Hatta II hingga RIS), wakil perdana menteri (era Natsir), hingga menjadi wakil presiden RI kedua pada 1973–1978.

Sejak muda, Sri Sultan HB IX aktif dalam Pramuka, mulai dari tingkat siaga pada 1921 hingga menjadi Pandu Agung menjelang 1960-an. Ia memegang peran kunci dalam menyatukan berbagai organisasi kepanduan di Indonesia yang sebelumnya terpecah-pecah.

Pada 9 Maret 1961, dia menjadi anggota Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka bersama tokoh-tokoh nasional lain. Bersama mereka, dia menyiapkan dasar hukum pembentukan Gerakan Pramuka yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 238/1961.

Pada 14 Agustus 1961, yang kini diperingati sebagai Hari Pramuka, dia dilantik sebagai ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka sekaligus wakil ketua I Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas) dengan presiden RI sebagai ketua mapinas.

Sri Sultan HB IX memimpin Kwarnas selama empat periode berturut-turut, dari 1961 hingga 1974, menjadikannya ketua Kwarnas terlama kedua setelah Letjen Mashudi, dengan total masa jabatan 13 tahun.

Sri Sultan HB IX adalah pencetus istilah Pramuka, yang terinspirasi dari kata Jawa poromuko, berarti pasukan terdepan perang. Istilah ini kemudian dijabarkan menjadi Praja Muda Karana, yang bermakna jiwa muda yang suka berkarya.

Atas jasanya, dia mendapat pengakuan internasional dan dianugerahi Bronze Wolf Award pada 1973, penghargaan tertinggi dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) yang hanya diberikan kepada tokoh dengan kontribusi luar biasa dalam gerakan kepanduan dunia.

Pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 1988 di Dili, Timor Timur, Sri Sultan HB IX secara resmi dikukuhkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor 10/MUNAS/88. Setelah dikukuhkan, tepatnya 2 Oktober 1988, Sri Sultan HB IX di Washington DC dan dimakamkan di Imogiri. Dua tahun kemudian, pada 1990, pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Republik Indonesia atas jasa-jasanya bagi bangsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

MBG di Bantul Bebas Kasus Keracunan, Siswa Keluhkan Makanan Hambar

MBG di Bantul Bebas Kasus Keracunan, Siswa Keluhkan Makanan Hambar

Bantul
| Kamis, 14 Agustus 2025, 16:37 WIB

Advertisement

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Wisata
| Minggu, 10 Agustus 2025, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement