Advertisement
Trump Akan Perketat Aturan Tes Kewarganegaraan AS

Advertisement
Harianjogja.com, ISTANBUL—Pemerintahan Trump berencana memperketat aturan imigrasi legal, termasuk mempersulit tes kewarganegaraan AS dan mengubah sistem visa non-imigran untuk pekerja terampil H-1B agar lebih menguntungkan pemberi kerja dengan gaji tinggi.
BACA JUGA: Sinopsis Film Panggilan dari Kubur
Advertisement
“Tes, sebagaimana yang ditetapkan saat ini, tidak terlalu sulit,” kata Direktur Direktur Dinas Kewarganegaraan dan Imigrasi AS (USCIS) Joseph Edlow dalam wawancara dengan The New York Times sebagaimana dikutip dari Anadolu pada Minggu (27/7/2025).
“Sangat mudah untuk menghafal jawabannya. Saya rasa kita belum belum benar-benar sejalan dengan semangat hukum,” tambahnya.
Edlow mengatakan bahwa USCIC berniat untuk memperkenalkan kembali versi ujian naturalisasi yang pernah digunakan selama masa jabatan pertama Donald Trump, yang mencakup lebih banyak pertanyaan dan persyaratan yang lebih ketat.
Ia juga mengusulkan reformasi pada program visa H-1B — yang setiap tahunnya menerbitkan 85.000 izin kerja bagi tenaga profesional asing di bidang-bidang khusus — termasuk pergeseran menuju seleksi yang mengutamakan pelamar dengan penawaran gaji tertinggi.
“Saya sungguh berfikir bahwa visa H-1B seharusnya digunakan untuk melengkapi, bukan menggantikan, perekonomian AS, bisnis AS, dan tenaga kerja AS,” ucapnya.
Menanggapi wacana tersebut, para kritikus menilai perubahan tersebut dapat mempersempit akses bagi imigran muda yang berkeahlian tinggi.
“Memberikan visa H-1B hanya kepada yang mendapat tawaran gaji tertinggi akan menguntungkan pekerja yang lebih tua, yang mungkin segera pensiun atau meninggalkan negara,” kata David Bier, Direktur Studi Imigrasi di Cato Institute, kepada Newsweek.
“Aneh untuk mengatakan tes itu mudah, padahal kebanyakan warga Amerika sendiri akan gagal,” tambahnya.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS juga sedang mempertimbangkan untuk mengganti proses seleksi pemilihan visa H-1B yang saat ini berbasis undian, dengan sistem berbobot berdasarkan tingkat gaji.
Usulan tersebut didukung kelompok seperti Institute for Progress, yang mengatakan perubahan itu dapat meningkatkan dampak ekonomi program hingga 88 persen.
Meskipun sebagian kalangan yang berpihak kepada Partai Republik tetap bersikap kritis terhadap imigrasi, Edlow menekankan dukungan terhadap migrasi legal yang sesuai dengan kepentingan AS.
“Saya pikir ini seharusnya menjadi ini memberikan dampak positif secara keseluruhan,” ujarnya.
“Jika kita melihat orang-orang yang datang untuk memajukan agenda ekonomi tertentu, itulah yang perlu kita dukung,” tambah Edlow.
Reformasi besar dalam imigrasi — termasuk perubahan sistem visa atau ujian kewarganegaraan — kemungkinan besar membutuhkan persetujuan dari lembaga federal lainnya atau Kongres, di mana upaya bipartisan masih dalam perdebatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Akan Perketat Aturan Tes Kewarganegaraan AS
- Respons PM Malaysia Anwar Ibrahim yang Dituntut Ribuan Orang untuk Mundur dari Jabatan
- Kunjungan Trump ke Skotlandia Disambut Demo Ratusan Orang
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid di Malaysia, Diduga Sudah Nikahi Kerabat Sultan
- Pesawat American Airlines Jurusan Denver-Miami Terbakar Saat Lepas Landas
Advertisement

DPRD DIY Sebut Penataan Tanah Kas Desa Harus Melibatkan Aparat Penegak Hukum
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo Belum Tandatangani Keppres Pemindahan Ibu Kota Negara ke Nusantara, Ini Penjelasan Istana
- 5 Tentara dan 8 Warga Sipil Kamboja Tewas dalam Konflik dengan Thailand
- Menteri Pigai: Pertukaran Data dengan AS Tak Melanggar HAM
- Presiden Prabowo Diskusi 5 Jam dengan Akademisi dan Peneliti Muda di Hambalang
- Super Air Jet Gagal Mendarat di Bandara Sultan Thaha Jambi Akibat Hujan Lebat
- UNRWA: Kelaparan Massal di Gaza Sengaja dan Terencana
- Thailand Evakuasi 60 Ribu Warganya Saat Bentrok di Perbatasan Kamboja
Advertisement
Advertisement