Advertisement
Lebanon Minta Internasional Desak Israel Hentikan Serangan

Advertisement
Harianjogja.com, ISTANBUL—Lebanon mendesak tekanan global teerhadap Israel untuk mengentikan serangan ke Lebanon. Upaya itu dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Lebanon, Youssef Rajji, pada Sabtu.
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Lebanon, Rajji berbicara dengan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, Menteri Prancis Jean-Noel Barrot, Wakil Utusan Khusus AS untuk Perdamaian Timur Tengah Morgan Ortagus, serta Wakil Asisten Menteri untuk Urusan Levant dan Keterlibatan Suriah di Biro Urusan Timur Dekat, Natasha Franceschi.
Advertisement
Kementerian menyebut bahwa komunikasi tersebut merupakan bagian dari upaya diplomatik untuk meredam eskalasi di Lebanon selatan dan dilakukan atas koordinasi dengan Presiden Lebanon Joseph Aoun serta Perdana Menteri Nawaf Salam.
Rajji meminta para pejabat tersebut untuk menekan Israel agar “mengakhiri agresi dan eskalasi serta menahan situasi berbahaya di sepanjang perbatasan selatan.”
Pembicaraan itu dilakukan setelah Israel mengeklaim bahwa permukiman Metula menjadi sasaran serangan roket dari Lebanon. Insiden ini mendorong Israel membalas dengan serangan udara ke beberapa desa dan kota di Lebanon selatan.
Serangan roket ini merupakan yang pertama sejak gencatan senjata antara Lebanon dan Israel mulai berlaku hampir empat bulan lalu.
BACA JUGA: Israel Serang Lebanon Selatan Mengaku untuk Mencegah Roket, Gencatan Senjata Terancam
Hingga berita ini disiarkan, belum ada kelompok yang mengeklaim bertanggung jawab atas serangan ke Metula.
Gencatan senjata rapuh juga telah berlaku di Lebanon sejak November, mengakhiri pertempuran lintas batas selama berbulan-bulan antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon, yang meningkat menjadi konflik skala penuh pada September lalu.
Otoritas Lebanon melaporkan hampir 1.100 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, termasuk serangan yang menewaskan setidaknya 85 orang dan melukai lebih dari 280 lainnya.
Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Israel seharusnya menarik pasukannya sepenuhnya dari Lebanon selatan pada 26 Januari. Namun, tenggat waktu diperpanjang hingga 18 Februari setelah Israel menolak mematuhi perjanjian tersebut. Hingga kini, Israel masih mempertahankan kehadiran militernya di lima pos perbatasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- H-7 Hari Raya Idulfitri, Sebanyak 603.658 Kendaraan Meninggalkan Wilayah Jabotabek
- Menaker Minta Rekrutmen Tenaga Kerja Terbuka dan Bebas Pungli
- Menhub Dudy Minta Warga Lebih Awal Mudik
- Pemprov Jateng Bebaskan Tunggakan Nilai Pokok Pajak dan Denda
- Hari Pertama Tol Jogja-Solo Dibuka Fungsional, Arus Lalu Lintas Masih Normal
Advertisement

Kasus Pembunuhan Sopir Taksi Online di Bantul, Tersangka Menghabisi Korban dengan Palu Karena Butuh Uang
Advertisement

Taman Wisata Candi Siapkan Atraksi Menarik Selama Liburan Lebaran 2025, Catat Tanggalnya
Advertisement
Berita Populer
- TNI Tembak Polisi Terkait Judi Sabung Ayam, Polda Lampung Gelar Pertemuan dengan Puspomad
- Presiden Prabowo Subianto Panggil Menteri, Bahas Persiapan Sekolah Rakyat
- 53 Sekolah Rakyat Siap untuk Tahun Ajaran Baru Mendatang
- Hari Pertama Tol Jogja-Solo Dibuka Fungsional, Arus Lalu Lintas Masih Normal
- Pemprov Jateng Bebaskan Tunggakan Nilai Pokok Pajak dan Denda
- Kota Magelang Siap Sambut Pemudik
- Kebijakan WFA Berdampak Peningkatan Arus Mudik
Advertisement
Advertisement