Advertisement

Kasus Intimidasi pada Pilkada 2024 Tak Sebanyak Sebelumnya

Newswire
Jum'at, 06 Desember 2024 - 13:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Kasus Intimidasi pada Pilkada 2024 Tak Sebanyak Sebelumnya Ketua KPU Gunungkidul, Asih Nuryanti sedang menunjukkan proses sortir-lipat surat suara Pemilihan Kepala Daerah Gunungkidul di Kantor KPU Gunungkidul, Piyaman, Wonosari, Kamis, (24/10 - 2024). / ist

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Kasus intimidasi yang dialami masyarakat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 tidak sebanyak yang terjadi pada pilkada-pilkada sebelumnya.

Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Ajid Fuad Muzaki mengatakan pada Pilkada 2024 ini masalah intimidasi tidak sebanyak pilkada sebelumnya.

Advertisement

BACA JUGA: Pelaksanaan Pemilu 2024 Berakhir, Puan Berharap Energi Politik Nasional Diarahkan ke Pembangunan Bangsa dan Negara

"Ya, seperti Pilkada 2010 atau Pilkada 2017, yang tekanan terhadap pemilih itu masih dibilang cukup tinggi," ujar Ajid dalam acara bertajuk "Penyampaian Hasil Pemantauan Masa Kampanye, Hari Tenang dan Pemungut serta Penghitungan Suara" dipantau dari Jakarta, Jumat (6/12/2024).

Ajid berkaca pada peristiwa yang terjadi pada Pilkada 2017, khususnya di Jakarta. Kala itu, Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 diwarnai dengan kontroversi berupa isu SARA dan politik identitas. Bahkan, terdapat larangan untuk memilih calon yang berasal dari latar belakang tertentu.

"Dan sifatnya terstruktur, banyak kasusnya di pilkada-pilkada sebelum 2024. Pada Pilkada 2024 ini, tidak ada pola (intimidasi) yang tersistematis," ucap Ajid.

Intimidasi terhadap pemilih yang terjadi pada Pilkada 2024 bersifat sporadis dan terjadi pada komunitas-komunitas kecil. Misalkan, kasus intimidasi yang terjadi di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, menjelang hari pemungutan suara.

Ajid merujuk pada penyerangan yang dilakukan sekelompok pemuda di Rumah Pemenangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi-Herlina. "Ini intimidasinya antara pendukung dan sempat berujung keributan, sampai dibubarkan dengan gas air mata," kata Ajid.

Kejadian tersebut bersifat sporadis dan bukan intimidasi terstruktur. "Oleh karena itu, intimidasi pemilih pada Pilkada 2024 cenderung tidak lagi masif," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok

Bantul
| Selasa, 16 September 2025, 23:07 WIB

Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja

Wisata
| Jum'at, 12 September 2025, 21:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement