Advertisement

Promo November

Punya Potensi Besar, Indonesia Optimistis Wujudkan Swasembada Pangan Tanpa Impor

Sunartono
Sabtu, 24 Agustus 2024 - 22:47 WIB
Sunartono
Punya Potensi Besar, Indonesia Optimistis Wujudkan Swasembada Pangan Tanpa Impor Mantan Menteri Kelautan Rokhmin Dahuri. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Indonesia masih punya mimpin untuk mewujudkan ketahanan pangan di 20245 mendatang. Potensi untuk mewujudkan hal itu sangat besar karena Indonesua punya kekayaan alam sumber pangan yang beragam.

Isu ketahanan pangan ini dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Turut Membangun Kedaulatan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar Yayasan Karya Bhakti Bumi Indonesia (YKBBI). YKBBI merupakan organisasi yang fokus terhadap isu ketahanan pangan.

Advertisement

Mantan Menteri Kelautan Rokhmin Dahuri mengatakan negara dengan penduduk lebih dari 100 juta sulit mencapai ketahanan pangan jika bergantung pada impor. Indonesia menjadi salah satu negara memiliki lahan pertanian luas tetapi belum bisa mewujudkan swasembada pangan.

BACA JUGA : Sultan Minta Bantuan Bea Cukai Mendukung Aktivitas Ekspor Produk UMKM DIY

"Produksi dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan nasional, padahal Indonesia punya potensi produksi pangan yang besar untuk berswasembada dan bahkan memenuhi kebutuhan pangan dunia, kinerja sektor pangan kita memang belum berjalan dengan baik," ujar Rokhmin dalam diskusi tersebut.

Ia memaparkan konsep untuk mencapai ketahanan pangan nasionak 2045. Di antaranya dengan pendekatan sistem, yaitu subsistem on farm. Sistem ini mampu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan petani dan nelayan dalam memproduksi bahan pangan secara produktif yang efisien dan ramah lingkungan,

"Kami berterima kasih kepada YKBBI yang menggagas diskusi ini soal ketahanan dan kedaulatan pangan. Ini untuk mengingatkan pentingnya kita bersama mewujudkannya," ucapnya.

Diskusi ini melibatkan sejumlah birokrat seperti pemerintah dan akademisi. YKBBI dalam upaya membantu pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia harus bersinergi dengan pemda dan akademisi.

"Hasil dari FGD ini akan disampaikan kepada lembaga terkait, termasuk ke dewan hingga pimpinan tertinggi dalam hal ini Presiden. Kami sangat ingin membantu mewujudkan bahwa pada tahun 2045," ucap Sokhiatulo Laoli, Ketua Dewan Pembina YKBBI.

Profesor Muladno, Guru Besar Pemuliaan dan Genetika Ternak IPB menyoroti soal impor daging sapi. Menurutnya impor menjadi mayoritas komoditi daging di negara sebesar Indonesia. Produksi daging nasional belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia karena suplai peternak lokal sangat kecil. 

"Hampir 86 persen peternak memiliki pendidikan tidak tinggi karena hanya setingkat SMP. Selain itu, peternak yang hanya sedikit dan berorientasi mencukupi daging kurban saja," katanya.

BACA JUGA : Mendag Sebut 7 Komoditas Impor Bakal Kena Bea Masuk

Dengan berbagai problem pertanian dan kelautan yang bisa menghambat upaya membangun kedaulatan pangan nasional, YKBBI menyusun roadmap yang panjang. Dalam prosesnya, secara aktif melibatkan pihak terkait seperti Pemda di seluruh Indonesia, hingga para akademisi. Pemda dilibatkan secara aktif karena memiliki peran yang sentral.

"Beragam bahan pangan mulai dari beras, gandum, hingga jagung sudah seharusnya bisa diakomodasi secara mandiri oleh pemerintah, tanpa harus melakukan impor. Hanya saja ini harus dilakukan secara konsisten dan bertahap sampai akhirnya Indonesia berhenti melakukan praktik impor," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Spanduk Tolak Politik Uang Ramai di Sleman Jelang Pilkada 2024

Sleman
| Minggu, 24 November 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement