Advertisement

Promo November

Gempa Megathrust Terus Diperbincangkan, Ini Sebab dan Prediksi Dampaknya

Newswire
Rabu, 21 Agustus 2024 - 22:07 WIB
Maya Herawati
Gempa Megathrust Terus Diperbincangkan, Ini Sebab dan Prediksi Dampaknya Foti ilustrasi seismograf gempa bumi / StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTAGempa dengan kekuatan besar atau megathrust disebut tinggal tunggu waktu melanda beberapa titik di wilayah DIY. Peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun terus diperbincangkan di media sosial.

Sebab Gempa Megathrust

Advertisement

Gempa megathrust merupakan gempa bumi yang terjadi karena pertemuan antar lempeng tektonik bumi di zona subduksi, yaitu suatu wilayah di mana salah satu lempeng tektonik bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya biasanya ada di lautan.

Kedua lempeng tersebut terus bergerak saling bersinggungan namun menjadi terjebak di tempat mereka bersentuhan, sehingga membuat adanya penumpukan regangan melebihi gesekan antara dua lempeng dan terjadinya gempa megathrust. Gempa dalam skala besar di laut kemudian memicu tsunami.

Seperti dikutip dari dari laman Earthquakescanada Pemerintah Kanada, terdapat beberapa hal yang menandakan bahwa telah terjadinya gempa bumi di antaranya tenggelamnya pantai luar secara tiba-tiba, ketika terjadi gempa megathrust akan mematikan tumbuh-tumbuhan yang dapat dihitung usianya, tanah longsor bawah laut dari landas kontinen menuju ke laut dalam. Endapan longsor ini dapat dikenali dari sampel inti yang diambil dari dasar laut.

Dampak Gempa Megathrust

Bahkan, gempa megathrust terbilang memiliki dampak yang dapat merusak bangunan yang besar di suatu area. Hal ini lantaran gempa megathrust bisa mencapai lebih dari berkekuatan 7 hingga 8 magnitudo. Durasi guncangan untuk gempa megathrust jauh lebih lama daripada gempabumi biasa, bahkan bisa memakan waktu beberapa menit.

Selain itu, gerakan dorong gempa megathrust menyebabkan pergerakan vertikal besar di dasar laut, yang dapat memindahkan sejumlah besar air yang bergerak dari gerakan bawah laut sebagai tsunami.

Gempa megathrust tidak terjadi terlalu sering, namun waktu tepat kapan terjadinya tidak teratur dan tidak bisa diprediksi. Perubahan bentuk kerak dalam pola gempabumi megathrust ini dapat dideteksi melalui pengukuran geodesi yang sangat cermat menggunakan satelit pemosisian global dan pengukuran jarak.

BACA JUGA: Kemensos Kirim Tim untuk Petakan Potensi Gempa Megathrust

Imbauan untuk Pemerintah Daerah

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati meminta pemerintah daerah agar menyiapkan tata ruang yang aman dan mampu menampung masyarakat sebagai upaya mitigasi bila gempa megathrust terjadi di Indonesia.

"Bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemerintah daerah sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang mengakibatkan tsunami. Pemerintah daerah itu sudah diajak bersama-sama menyiapkan infrastrukturnya, menyiapkan sistemnya, adakah jalur evakuasinya, adakah tempat shelter evakuasi," kata Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Kemudian zona-zona rawan seperti daerah dekat laut dan pantai agar dikosongkan dan tidak didirikan banyak bangunan.

"Pemda-pemda diharapkan juga menyiapkan tata ruang di sana. Di pantai itu dibatasi, jangan dibangun bangunan-bangunan. Kalau sampai dibangun hotel, hotelnya harus siap menghadapi (megathrust), diwajibkan bangunannya mampu tahan 8,5 magnitudo," katanya.

Dwikorita Karnawati mencontohkan Pemda DIY merupakan salah satu pemda yang telah menyiapkan tata ruang yang aman menghadapi potensi gempa megathrust lewat pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo.

"Yogyakarta International Airport itu sudah disiapkan untuk menghadapi megathrust. Jadi dibangun insyaallah desain-nya dirancang tahan gempa 8,5 magnitudo, itu megathrust dan elevasi-nya lebih tinggi dari elevasi tsunami. Jadi kalau sedang berada di bandara YIA, kalau ada gempa, ada tsunami, jangan keluar gedung. Tempat paling aman di situ, lari ke lantai mezzanine dan lantai 2 dan ada Crisis Center untuk masyarakat mampu menampung 2.000 orang, bandara-nya itu menampung 10.000 orang," katanya.

Dia menambahkan peringatan potensi gempa Megathrust beberapa waktu belakangan ini bukanlah hal baru di Indonesia.

Tujuan utama BMKG kembali mengingatkan potensi Megathrust adalah untuk mengedukasi dan mempersiapkan masyarakat Indonesia, terlebih Indonesia tergolong rawan mengalami gempa.

"Megathrust bukan isu yang baru. Itu isu yang sudah sangat lama tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ayo segera mitigasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga

Gunungkidul
| Kamis, 21 November 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement