Gempa Megathrust Terus Diperbincangkan, Ini Sebab dan Prediksi Dampaknya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Gempa dengan kekuatan besar atau megathrust disebut tinggal tunggu waktu melanda beberapa titik di wilayah DIY. Peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun terus diperbincangkan di media sosial.
Sebab Gempa Megathrust
Advertisement
Gempa megathrust merupakan gempa bumi yang terjadi karena pertemuan antar lempeng tektonik bumi di zona subduksi, yaitu suatu wilayah di mana salah satu lempeng tektonik bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya biasanya ada di lautan.
Kedua lempeng tersebut terus bergerak saling bersinggungan namun menjadi terjebak di tempat mereka bersentuhan, sehingga membuat adanya penumpukan regangan melebihi gesekan antara dua lempeng dan terjadinya gempa megathrust. Gempa dalam skala besar di laut kemudian memicu tsunami.
Seperti dikutip dari dari laman Earthquakescanada Pemerintah Kanada, terdapat beberapa hal yang menandakan bahwa telah terjadinya gempa bumi di antaranya tenggelamnya pantai luar secara tiba-tiba, ketika terjadi gempa megathrust akan mematikan tumbuh-tumbuhan yang dapat dihitung usianya, tanah longsor bawah laut dari landas kontinen menuju ke laut dalam. Endapan longsor ini dapat dikenali dari sampel inti yang diambil dari dasar laut.
Dampak Gempa Megathrust
Bahkan, gempa megathrust terbilang memiliki dampak yang dapat merusak bangunan yang besar di suatu area. Hal ini lantaran gempa megathrust bisa mencapai lebih dari berkekuatan 7 hingga 8 magnitudo. Durasi guncangan untuk gempa megathrust jauh lebih lama daripada gempabumi biasa, bahkan bisa memakan waktu beberapa menit.
Selain itu, gerakan dorong gempa megathrust menyebabkan pergerakan vertikal besar di dasar laut, yang dapat memindahkan sejumlah besar air yang bergerak dari gerakan bawah laut sebagai tsunami.
Gempa megathrust tidak terjadi terlalu sering, namun waktu tepat kapan terjadinya tidak teratur dan tidak bisa diprediksi. Perubahan bentuk kerak dalam pola gempabumi megathrust ini dapat dideteksi melalui pengukuran geodesi yang sangat cermat menggunakan satelit pemosisian global dan pengukuran jarak.
BACA JUGA: Kemensos Kirim Tim untuk Petakan Potensi Gempa Megathrust
Imbauan untuk Pemerintah Daerah
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati meminta pemerintah daerah agar menyiapkan tata ruang yang aman dan mampu menampung masyarakat sebagai upaya mitigasi bila gempa megathrust terjadi di Indonesia.
"Bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemerintah daerah sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang mengakibatkan tsunami. Pemerintah daerah itu sudah diajak bersama-sama menyiapkan infrastrukturnya, menyiapkan sistemnya, adakah jalur evakuasinya, adakah tempat shelter evakuasi," kata Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/8/2024).
Kemudian zona-zona rawan seperti daerah dekat laut dan pantai agar dikosongkan dan tidak didirikan banyak bangunan.
"Pemda-pemda diharapkan juga menyiapkan tata ruang di sana. Di pantai itu dibatasi, jangan dibangun bangunan-bangunan. Kalau sampai dibangun hotel, hotelnya harus siap menghadapi (megathrust), diwajibkan bangunannya mampu tahan 8,5 magnitudo," katanya.
Dwikorita Karnawati mencontohkan Pemda DIY merupakan salah satu pemda yang telah menyiapkan tata ruang yang aman menghadapi potensi gempa megathrust lewat pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo.
"Yogyakarta International Airport itu sudah disiapkan untuk menghadapi megathrust. Jadi dibangun insyaallah desain-nya dirancang tahan gempa 8,5 magnitudo, itu megathrust dan elevasi-nya lebih tinggi dari elevasi tsunami. Jadi kalau sedang berada di bandara YIA, kalau ada gempa, ada tsunami, jangan keluar gedung. Tempat paling aman di situ, lari ke lantai mezzanine dan lantai 2 dan ada Crisis Center untuk masyarakat mampu menampung 2.000 orang, bandara-nya itu menampung 10.000 orang," katanya.
Dia menambahkan peringatan potensi gempa Megathrust beberapa waktu belakangan ini bukanlah hal baru di Indonesia.
Tujuan utama BMKG kembali mengingatkan potensi Megathrust adalah untuk mengedukasi dan mempersiapkan masyarakat Indonesia, terlebih Indonesia tergolong rawan mengalami gempa.
"Megathrust bukan isu yang baru. Itu isu yang sudah sangat lama tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ayo segera mitigasi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Wamen Komdigi: Potensi Transaksi Judi Online di Indonesia Capai Rp700 Triliun
- Beberkan Alasan Tetap Tersenyum Saat Jadi Tersangka, Tom Lembong Tuils Surat dari Penjara
- Hadapi Gugatan PTUN, Begini Respons Ketum Golkar Bahlil
- Wapres Gibran Ajak Anak Panti Asuhan ke Toko Buku, Tanamkan Baca Buku Sejak Dini
- Dari Brasil, Presiden Prabowo Tiba di Inggris, Agenda Bertemu Raja Charles III
- Menko Zulhas Optimistis Swasembada Gula Tercapai Sebelum 2028
- Tingkatkan SDM di Papua, Kemnaker Bakal Genjot Pelatihan Vokasi
Advertisement
Advertisement