Advertisement

Promo November

Ruang Angkasa Gelap Meski Ada Matahari, Ini Penyebabnya

Newswire
Minggu, 17 Maret 2024 - 22:37 WIB
Maya Herawati
Ruang Angkasa Gelap Meski Ada Matahari, Ini Penyebabnya Ruang angkasa / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Ruang angkasa selalu gelap meski ada Matahari. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan hal ini akibat tidak ada atmosfer yang menyamburkan cahaya Matahari.

"Oleh karenanya Matahari, bulan, dan bintang-bintang bisa tampak berdampingan," kata Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin saat dihubungi di Jakarta, Minggu (17/3/2024).

Advertisement

Ruang angkasa merupakan tempat hampa yang tidak memiliki atmosfer untuk menyebarkan cahaya bintang atau Matahari.

Cahaya Matahari merambat dalam garis lurus tanpa hamburan, sehingga ruang angkasa terlihat gelap akibat tidak ada apapun yang menyebarkan atau memancarkan kembali cahaya Matahari ke mata.

Ketiadaan atmosfer itulah yang membuat manusia tidak melihat bagian dari cahaya Matahari dan langit tampak hitam.

BRIN mengungkapkan bahwa Matahari adalah salah satu bintang paling dekat dengan bumi. Aktivitas dan pengaruh Matahari sangat besar terhadap kehidupan umat manusia.

BRIN menyediakan layanan informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui kondisi cuaca antariksa melalui laman Space Weather Information and Forecast Services (SWIFtS) di laman http://swifts.brin.go.id/.

Pada laman tersebut masyarakat dapat menemukan informasi mengenai aktivitas Matahari yang terjadi dalam 24 jam terakhir. Selain itu, kondisi geomagnet dan ionosfer global serta regional wilayah Indonesia.

BACA JUGA: 38.000 Tiket Kereta Api Lebaran Didiskon, Ini Daftar Rutenya

Data-data yang disampaikan dalam SWIFtS merupakan rangkuman dari hasil pengamatan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan dunia, serta pengamatan dari antariksa.

 BRIN juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meneliti berbagai fenomena yang terjadi di Matahari dan benda-benda langit lainnya.

 Selain praktik kerja lapangan, BRIN juga menawarkan skema bagi generasi muda untuk terlibat menjadi periset asisten melalui program Manajemen Talenta. Skema itu bisa dimanfaatkan sebagai peluang oleh generasi muda untuk bisa menggunakannya, sehingga bisa terlibat langsung melakukan penelitian terhadap Matahari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Jogja
| Minggu, 24 November 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement