Advertisement
Guna Mencetak Generasi Emas 2045, Anggaran Pendidikan Perlu Ditambah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan untuk mencetak generasi emas pada 2045, anggaran pendidikan di Indonesia perlu ditambah.
"Jelas harus ditambah. Jadi, kalau mau Indonesia Emas atau (menghasilkan) generasi emas, investasi di sektor pendidikan harus diutamakan. Yang namanya investasi pasti butuh anggaran. Nah, itu harus ditambah," katanya saat dijumpai seusai diskusi publik di Jakarta, Senin (5/2/2024).
Advertisement
Menanggapi debat kelima Pilpres 2024 pada Minggu (4/2/2024), yang salah satunya mengangkat masalah pendidikan, Esther mengatakan anggaran di sektor pendidikan memang sudah mencapai 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), namun anggaran tersebut sebenarnya hanya 2% dari produk domestik bruto (PDB).
Esther mencontohkan Malaysia yang bahkan mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 10 persen dari PDB di negara tersebut. Oleh sebab itu, menurutnya, anggaran pendidikan idealnya mencapai 5% hingga 20% dari PDB.
Selain masalah anggaran pendidikan, Esther mengatakan masalah link and match kurikulum dengan dunia industri juga seharusnya dibahas dalam debat kelima pilpres.
Baca Juga
Jokowi Janjikan Tambah Anggaran Pendidikan untuk Mengejar Rasio Penduduk Lulusan S2 dan S3
Pemerintah Mematok Anggaran Pendidikan Rp660,8 Triliun di RAPBN 2024
Ada Isu Dana LPDP Disetop, Kemenkeu Buka Suara
Dia mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa persentase angkatan kerja di Indonesia yang berpendidikan tinggi hanya sebesar 12 persen. Dengan kata lain, mayoritas angkatan kerja merupakan masyarakat dengan berpendidikan rendah seperti SD, SMP, dan SMA. Esther pun khawatir kondisi tersebut dapat membawa bencana atau berdampak buruk pada saat Indonesia mendapatkan bonus demografi tahun 2045.
Oleh sebab itu, kata dia, calon angkatan kerja, harus dibekali pendidikan dengan bekal keterampilan yang tinggi dan sesuai. "Ini harusnya dikupas juga, apalagi kan kita banyak generasi Z nanti. Bagaimana nasib angkatan muda yang bisa mendapatkan pekerjaan, kalau angkatan muda tidak mendapatkan pekerjaan lalu mereka menjadi pengangguran," kata Esther.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement