Advertisement
Netanyahu Minta Koridor Philadelphi Harus di Tangan Israel

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel harus mengambil kendali penuh atas koridor perbatasan jalur Gaza dan Mesir. Israel bermaksud memastikan demiliterisasi wilayah tersebut.
“Koridor Philadelphi – atau lebih tepatnya, titik penutupan selatan [Gaza]– harus berada di tangan kita. Harus ditutup. Jelas bahwa pengaturan lain tidak akan bisa dilakukan, memastikan demiliterisasi yang kami cari,” kata Netanyahu saat konferensi pers, mengutip Reuters, Minggu (31/12/2023).
Advertisement
Dia tidak menjelaskan secara terperinci. Jika terealisasi, langkah tersebut akan menandai pembalikan de facto penarikan Israel dari Gaza pada 2005, menempatkan daerah kantong tersebut di bawah kendali eksklusif Israel setelah bertahun-tahun dipimpin oleh kelompok militan Palestina Hamas.
Komentar Netanyahu mengenai zona penyangga muncul ketika pasukan militer Israel terus melancarkan serangan yang berulang kali ditegaskan oleh perdana menteri akan berlangsung selama berbulan-bulan lagi. Menurut laporan warga, kini pertempuran terfokus di al-Bureij, Nuseirat, Maghazi dan Khan Younis, dan dibombardir oleh serangan udara intensif sehingga rumah sakit penuh dengan warga Palestina yang terluka.
“Pemboman tersebut telah menewaskan 165 orang dan melukai 250 lainnya di Gaza selama 24 jam terakhir,” kata otoritas kesehatan Palestina.
Baca Juga
Israel Tawarkan Warga Gaza Pindah ke Negara Lain dengan Sukarela
Abbas Sebut Serangan Israel ke Palestina Sebagai Pembersihan Etnis
Usai Perang, Israel Desak Gaza Jadi Wilayah Demiliterisasi
Di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, fasilitas medis terbesar di selatan wilayah padat penduduk, sebuah video milik Red Crescent Society menunjukkan paramedis membawa bayi kecil yang tertutup debu ke bangsal sambil berteriak "ada nafas, ada nafas.” Hampir seluruh 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel selama 12 minggu, yang dipicu setelah Hamas dan kelompok sekutunya membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang dalam kerusuhan di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 21.672 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan di Gaza, dengan lebih dari 56.000 orang terluka dan ribuan lainnya dikhawatirkan tewas di bawah reruntuhan. Israel mengatakan 172 personel militernya tewas dalam pertempuran di Gaza.
Pada hari Sabtu, gerakan sayap bersenjata Front Populer untuk Pembebasan Palestina mengatakan seorang tentara Israel yang ditawan di Gaza oleh kelompok tersebut telah tewas dalam serangan udara Israel yang juga melukai beberapa penculiknya. Seorang juru bicara kelompok tersebut mengatakan kepada televisi Al Araby bahwa serangan udara tersebut menyusul upaya gagal pasukan komando Israel untuk membebaskan tentara tersebut. Juru bicara tersebut tidak memberikan rincian lokasi atau kapan tentara tersebut disandera. Sementara itu, Militer Israel menolak berkomentar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Nelayan Kulonprogo Pilih Bertani Ketika Jarang Melaut
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Penjualan Mobil Listrik Toyota Anjlok 85% di Jepang pada Agustus 2025
- Prabowo Perintahkan Semua Dapur MBG Harus Punya Alat Sterilisasi
- Tak Hanya Juarai MotoGP Mandalika 2025, Fermin Aldeguer Ukir Sejarah
- Layanan ATR/BPN Targetkan Fully Digital 2028 dengan Blockchain
- Hasil F1 GP Singapura 2025: George Russell Juara di Marina Bay
- Jadwal KA Bandara YIA dan KA Bandara YIA Xpress, 6 Oktober 2025
- BKPSDM Bantul Sempurnakan Aplikasi Manajemen Talenta ASN
Advertisement
Advertisement