WHO Sebut Gencatan Senjata Israel dan Palestina Harus Berkelanjutan
Advertisement
Hariajogja.com, JAKARTA—Kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan kelompok Hamas Palestina menjadi perkembangan ke arah yang baik, tetapi penduduk kedua negara itu membutuhkan gencatan senjata berkelanjutan. Hal ini ditegaskan oleh Kepala kantor regional Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di Mediterania Timur Ahmed Al-Mandhari.
“Meskipun kami sangat berharap pada pengumuman gencatan senjata sementara terkait dengan pembebasan sandera dan tahanan, yang dibutuhkan oleh masyarakat wilayah pendudukan Palestina dan Israel adalah gencatan senjata yang berkelanjutan,” kata Al-Mandhari, ketika menyampaikan keterangan pers secara daring pada Rabu (22/11/2023).
Advertisement
Dia menyoroti darurat kesehatan di wilayah pendudukan Palestina karena serangan Israel yang terus berlangsung, dengan warga sipil dibunuh di rumah-rumah mereka, kamp dan tempat penampungan, serta di sekolah. Warga sipil yang sedang dirawat di rumah sakit pun tak luput dari serangan tersebut.
“Apa yang kami butuhkan adalah para pemimpin dan kekuatan tempur kedua belah pihak untuk mengutamakan kesehatan dan kesejahteraan rakyatnya,” ujar Al-Mandhari.
Mengingat masyarakat tidak mendapatkan makanan, air bersih, layanan kesehatan, tempat tinggal, dan perlindungan di Gaza, Al-Mandhari mengatakan hampir tiga perempat dari seluruh penduduk Jalur Gaza telah menjadi pengungsi yang sering kali berpindah-pindah untuk menghindari pertempuran.
“Kami menyerukan, sekali lagi, untuk segera mengakhiri konflik; untuk perlindungan pekerja kesehatan, pasien, dan fasilitas kesehatan; untuk pembebasan sandera tanpa syarat; dan untuk akses tanpa hambatan dan berkelanjutan terhadap bantuan kesehatan yang menyelamatkan jiwa ke Jalur Gaza," kata Al-Mandhari.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober. Serangan Israel menewaskan lebih dari 14.100 warga Palestina, termasuk sedikitnya 5.800 anak-anak dan 3.900 perempuan.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut. Di lain pihak, korban tewas di Israel mencapai 1.200 jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bentrokan Warga dan Pekerja Proyek di Jakarta, Satu Orang Tewas
- Kejagung Periksa Dirut Angels Product Terkait Dugaan Kasus Korupsi Impor Gula
- Polisi Gali Motif Kematian Satu Keluarga di Tangerang
- Polisi Tangkap Anak Bos Roti Usai Viral Aniaya Karyawan
- Ini Daftar Wilayah yang Nihil Permohonan Sengketa Pilkada di MK Termasuk DIY
Advertisement
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini, Kamis 19 Desember 2024
Advertisement
Targetkan 700 Ribu Kunjungan, Taman Pintar Hadirkan Zona Planetarium dan Dome Area
Advertisement
Berita Populer
- Jumlah Korban Jiwa Akibat Gempa Magnitudo 7,3 di Vanuata Bertambah jadi 14 Orang
- Demokrat Kaji soal Usulan Kepala Daerah Dipilih DPRD
- Kemenlu Pastikan Tidak WNI yang Jadi Korban Tewas Gempa Vanuatu
- Kapolri Harap Direktorat PPA dan PPO Tekan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak
- Yasonna Laoly Tiba di Gedung KPK untuk Jalani Pemeriksaan terkait Harun Masiku
- Bentrokan Warga dan Pekerja Proyek di Jakarta, Satu Orang Tewas
- Perombakan Direksi dan Komisaris PTDI, Erick Thohir Tunjuk Tonny Harjono Jadi Komisaris Utama
Advertisement
Advertisement