Advertisement
Penjelasan Pakar Terkait Isu Keamanan Air Kemasan Galon Polikarbonat
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sejumlah pakar polimer memberikan penjelaskan terkait keamanan penggunaan air kemasan galon polikarbonat. Penggunana air kemasan ini tercatat sudah berjalan sekitar 40 tahun di Indonesia.
“Air minum kemasan galon polikarbonat ini sudah dikonsumsi masyarakat selama 40 tahun lebih dan tidak ada single kasus yang muncul. Saya kira itu catatan penting ya bagi semua orang yang menyebarkan isu bahaya galon polikarbonat ini,” kata Pakar Polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Achmad Zainal Abidin dalam rilisnya.
Advertisement
BACA JUGA : Hujan Mulai Mengguyur Sebagian Wilayah DIY, Bantuan Air Bersih Tetap Siaga
Ia menjelaskan polikarbonat itu merupakan bahan plastik yang aman dan dinyatakan baik untuk bungkus atau kemasan makanan maupun minuman. Galon polikarbonat termasuk pembungkus yang baik. Dari sisi properties thermal, menurutnya, sifat polikarbonat terhadap suhu atau temperatur, kemasan ini tergolong kuat. Kemudian sisi properties tahan terhadap gesekan, benturan, goresan.
“Kami di ITB juga semua pakai air kemasan galon ini. Menurut kami informasi harus diberikan secara utuh ke masyarakat agar tidak menjadi hoaks dan meresahkan,” katanya.
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Profesor Ningrum Natasya menambahkan penggunaan air minum galon kemasan memang sudah berjalan selama puluhan tahun. Akan tetapi baru saat ini muncul isu terkait dampak negatifnya, oleh karena itu menurutnya masyarakat perlu bijak dalam merespons. Karena bisa jadi kabar yang berhembus di masyarakat belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
BACA JUGA : PLN Jogja Salurkan Bantuan Tangki Air Bersih kepada Ribuan Warga Terdampak di DIY
Ia justru menyoroti terkait potensi hoaks yang disebarkan atas bahaya penggunaan air kemasan tersebut sebagai salah satu persaingan bisnis. Menurutnya, yang dikhawatirkan dari perang yang tidak fair itu adalah dampaknya kepada masyarakat. “Masyarakat menjadi takut meminumnya. Beda dengan kami akademisi yang akan menanyakan apa evidence based-nya dari isu tersebut,” katanya.
Jika terjadi keresahan di masyarakat hanya karena ada pihak tertentu yang menyebarkan isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya melalui media sosial, maka ada potensi melanggar hukum. “Kalau mengeluarkan pernyataan yang tidak benar dan tidak berdasarkan bukti, pasti ada delik aduannya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pilkada Jawa Timur, Golkar Resmi Mengusung Khofifah-Emil Dardak
- Pesawat Jatuh di BSD, Kemenhub: Penjelasan Detail Tunggu Koordinasi
- Singapura Menghadapi Gelombang Baru Covid-19, Kasus Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
- Letusan Gunung Ibu Ciptakan Fenomena Unik karena Memicu Badai Petir Vulkanik
- Tingkatkan Cadangan Emas hingga Rp80 Triliun, Pengelola Tambang Gosowong Lakukan Efisiensi
Advertisement
Terbaru! Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Senin 20 Mei 2024
Advertisement
Rekomendasi Menikmati Sendratari dan Pertunjukan Wayang di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kemenko Perekonomian: Ada Plafon Rp107 Miliar untuk Beli Alsintan
- Dalam Sehari, Gunung Semeru Alami 14 Kali Erupsi
- Menpar Soroti Pengerukan Tebing untuk Kepentingan Pariwisata
- Tiba di Bali, Elon Musk Disambut Luhut
- Ada Prospek Usaha, Warga Sekitar IKN Diharapkan Tidak Menjual Lahan
- Amankan Aksi Bela Palestina di Kedubes AS Hari Ini, Polisi Kerahkan 1.648 Personel
- Menkominfo Pastikan Starlink Tetap Bayar Pajak Seperti Operator Lain
Advertisement
Advertisement