Advertisement

Promo November

Kerap Terjadi saat Masa Pancaroba, Berikut Penyebab dan Tanda-Tanda Terjadinya Hujan Es

Arief Junianto
Jum'at, 27 Oktober 2023 - 17:17 WIB
Arief Junianto
Kerap Terjadi saat Masa Pancaroba, Berikut Penyebab dan Tanda-Tanda Terjadinya Hujan Es Ilustrasi hujan es. - Harian Jogja/Bhekti Suryani

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Hujan es dan angin kencang melanda wilayah Klaten, Jawa Tengah, Kamis (26/10/2023). Akibatnya, sejumlah pohon tumbang dan atap sejumlah rumah rusak. Kerugian pun ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Dilansir dari laman resmi BMKG, Jumat (27/10/2023), periode akhir Oktober memasuki awal November dapat dikatakan sedang memasuki periode peralihan musim dari kemarau ke penghujan atau yang dikenal dengan istilah pancaroba.

Advertisement

Fenomena cuaca yang ada di periode pancaroba ini cukup unik dan khas. Potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat dan sporadis yang sering disertai dengan kilat petir serta angin kencang kerap terjadi.

BACA JUGA: BREAKING NEWS: Hujan Es dan Angin Kencang Landa Klaten Sore Ini

Bahkan pada beberapa kondisi, hal ini bahkan dapat menimbulkan terjadinya fenomena cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan es.

Proses terjadinya hujan es

Menurut BMKG, fenomena hujan es/hasil merupakan fenomena cuaca alamiah yg biasa terjadi. Kejadian hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (CB). Awan tersebut juga kerap menyebabkan hujan lebat hingga hujan es, bahkan puting beliung. Umumnya awan jenis Cumulonimbus memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut.

Berikut indikasi hujan es yang kerap muncul:

  1. Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
  2. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
  3. Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
  4. Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus.
  5. Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
  6. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri
  7. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba - tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
  8. Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Status Siaga Darurat Bencana DIY Diperpanjang hingga 2 Januari 2025

Jogja
| Jum'at, 22 November 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement