Advertisement
Korban Meninggal Banjir Bandang di India Naik Menjadi 74 Orang & 101 Orang Hilang

Advertisement
Harianjogja.com, INDIA—Jumlah korban meninggal banjir bandang meninggal di India meningkat menjadi 74 orang pada Senin (9/10/2023). Sampai saat ini 101 orang dinyatakan hilang. Bencana ini disebabkan danau glacial di Himalaya, India yang meluap.
Setelah hujan lebat selama berhari-hari di negara bagian Sikkim di timur laut India, air bah menyapu lembah-lembah sungai yang sempit dari Danau Lohnak, merusak sebuah bendungan dan menimbulkan kehancuran di desa-desa dan kota Rangpo, sekitar 50 kilometer sebelah selatan ibukota negara bagian Gangtok.
Advertisement
Channel News Asia melaporkan hujan lebat berhari-hari di negara bagian Sikkim di timur laut India menimbulkan air bah dan menyapu lembah-lembah sungai yang sempit dari Danau Lohnak. Bahkan, sebuah bendungan rusak sehingga menimbulkan kehancuran di desa-desa dan kota Rangpo, sekitar 50 kilometer sebelah selatan ibukota negara bagian Gangtok.
Sekretaris Daerah Sikkim, Vijay Bhushan Pathak yang juga pejabat senior di kawasan tersebut kepada Reuters mengatakan jika Tim SAR setempat menemukan 25 tubuh di kawasan tersebut, Delapan orang di antaranya merupakan tentara. Tubuh mereka ditemukan di sekitar kawasan tersebut, yakni Bengal Barat.
Dia mengatakan sekitar 101 orang dinyatakan hilang dalam cuaca ekstrem yang terjadi di Himalaya. Menteri Pertahanan setempat menyatakan sekitar 14 tentara di antaranya dinyatakan hilang.
Proses penyelamatan terhambat karena jalanan banyak yang rusak, telekomunikasi terganggu dan cuaca masih buruk.Penduduk setempat berusaha membersihkan lingkungannya dari lumpur dan puing-puing yang terseret banjir. Bencana di kawasan terpencil ini dikatakan sebagai yang terburuk dalam 50 tahun terakhir. Parveen Shama, pejabat tinggi distrik Jalpaiguri di Benggala Barat, mengatakan 41 mayat ditemukan di distrik tersebut.
Baca Juga: 170 Orang Lebih Hilang, 34 Tewas Akibat Banjir Himalaya
Sikkim merupakan daerah yang kental dengan nuansan Buddha, terletak di dataran tinggi di antara Nepal, Bhutan dan Chiha dan dihuni sekitar 650.000 jiwa. Curah hujan di kawasan ini berkisar 101 mm dalam lima hari pertama di Oktober. Selebihnya curah hujan meningkat dua kali lipat di kawasan tersebut.
Pada Oktober 1968, sekitar 1.000 orang di Sikkim tewas dalam banjir.Mukesh Kumar, seorang pekerja migran berusia 43 tahun di Rangpo, menjelaskan saat banjir badang terjadi, dia dan para tetangganya hanya memiliki waktu 10 menit untuk menyelamatkan diri.
"Seandainya kami terlambat pergi dua menit saja, kami mungkin akan tenggelam," kata Kumar, sambil menatap lumpur dan puing-puing yang menutupi tempat tinggalnya.
Baca Juga: Di India, Sebuah Masjid Muncul Secara Utuh Setelah 30 Tahun Tenggelam
Kepada Reuters warga setempat mengatakan banyak orang yang tinggal di lantai dasar tidak mungkin selamat.
Baiju Sharma, 45 tahun, yang memiliki bisnis mebel, melakukan survei setelah bencana tersebut."Tempat Anda berdiri saat ini lebih tinggi 15 kaki (4,5 m) dari sebelumnya. Anda berdiri di atas rumahnya," kata Sharma sambil menunjuk ke arah tetangganya.
Para pejabat setempat mengatakan sekitar 2.000 turis yang terjebak di daerah-daerah yang terputus di Sikkim utara dilaporkan dalam keadaan aman. Pihak berwenang negara bagian dan tentara telah menyediakan makanan dan fasilitas komunikasi untuk menghubungi keluarga mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Baru Ada Satu, BPBD Bantul Berencana Tambah 11 EWS Banjir
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pembunuh Charlie Kirk Dikabarkan Memiliki Riwayat Penyakit Mental
- Awal 2026, Indonesia Terima 3 Pesawat Tempur Rafale
- Kemenkes Akui Hadapi Tantangan Berat dalam Penanganan KLB Campak
- Presiden Nepal Bubarkan Parlemen, Pemilu Dijadwalkan Maret 2026
- Yusril Nilai Tim Pencari Fakta Penting untuk Ungkap Dalang Kerusuhan Demo
- Gunung Semeru Erupsi, Kolom Abu Menjulang 500 Meter di Atas Puncak
- DPR Pastikan Belum Terima Surat Presiden Soal Pergantian Kapolri
Advertisement
Advertisement