Advertisement

170 Orang Lebih Hilang, 34 Tewas Akibat Banjir Himalaya

John Andhi Oktaveri
Kamis, 11 Februari 2021 - 10:37 WIB
Sunartono
170 Orang Lebih Hilang, 34 Tewas Akibat Banjir Himalaya Mendaki Pengunungan Himalaya - maxiscience.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Empat hari setelah bencana banjir bandang melanda sebuah lembah di Himalaya India, harapan untuk menemukan lebih banyak korban mulai memudar, terutama di reruntuhan dua bendungan yang hancur dalam bencana itu.

Sejauh ini, baru 34 mayat yang ditemukan dari bencana tersebut dan lebih dari 170 orang masih hilang. Setidaknya, dua mayat ditemukan di kota Rishikesh kemarin, yang berjarak sekitar 150 mil dari lokasi bencana seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (11/2/2021).

Advertisement

BACA JUGA : Gletser Himalaya Longsor, Ratusan Orang Diperkirakan

Upaya penyelamatan terus difokuskan pada sebuah terowongan di bawah bendungan pembangkit listrik tenaga air Tapovan-Vishnugad di Sungai Dhauliganga. Lokasinya berada di negara bagian Uttarakhand tempat sekitar 30 orang sedang bekerja ketika gelombang air yang dahsyat melanda sebuah pabrik pada Minggu pagi lalu.

Banjir bandang diperkirakan disebabkan longsoran salju atau tanah longsor yang menghantam gletser yang menggantung. Akibatnya, semburan air yang luas mengalir deras ke lembah Sungai Chamoli, sehingga melenyapkan dua bendungan pembangkit listrik tenaga air dan beberapa jembatan.

Keluarga korban yang hilang marah dan sempat protes karena semua upaya penyelamatan difokuskan di terowongan Tapovan. Anggota keluarga dari 57 pria yang masih hilang dari proyek bendungan pembangkit listrik tenaga air Rishiganga, yang pertama dilanda aliran air deras dan benar-benar musnah, mengatakan tidak ada upaya yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk mencoba melakukan penggalian.

BACA JUGA : Banjir di Semarang, 92% Sistem Kelistrikan

Shoaib Malik, 24, yang ayahnya bekerja di pabrik Rishiganga tetapi tidak bekerja pada hari bencana, berada di lokasi membantu kerabat dari 57 orang yang terkubur jauh di dalam terowongan di reruntuhan pembangkit listrik.

Banyak pekerja berasal dari negara bagian lain termasuk Uttar Pradesh, Delhi dan Kashmir, dan beberapa keluarga telah melakukan perjalanan ratusan mil ketika mereka mendengar tentang banjir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Program Transmigrasi, DIY Dapat Kuota 16 Kepala Keluarga

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 09:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement