Advertisement
Hasil Tes DNA Buktikan Kematian Pimpinan Wagner Prigozhin
Yevgeny Prigozhin, ketua kelompok tentara bayaran swasta Rusia Wagner, memberikan alamat dengan kamuflase dan senjata di tangannya di daerah gurun di lokasi yang tidak diketahui, dalam gambar diam yang diambil dari video yang kemungkinan diambil di Afrika dan diterbitkan pada 21 Agustus 2023. Atas izin PMC Wagner melalui Telegram melalui REUTERS
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -Kematian pimpinan Grup Wagner Yevgeny Prigozhin dan Dmitry Utkin terkonfirmasi melalui tes DNA pada tubuh mereka yang dilakukan Komite Investigasi Rusia. Kantor berita milik negara Rusia RIA Novosti melaporkan pada 27 Agustus.
Prigozhin dan Utkin termasuk di antara penumpang jet pribadi yang jatuh di Oblast Tver pada 23 Agustus. Kesepuluh orang di dalam pesawat tersebut tewas.
Advertisement
Penyebab kecelakaan itu masih belum jelas. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada wartawan pada 24 Agustus bahwa Ukraina tidak mendalangi kecelakaan tersebut, namun menambahkan bahwa “semua orang memahami” siapa dalang di balik kecelakaan tersebut.
Kemungkinan penyebabnya adalah bom di kapal atau “bentuk sabotase lainnya,” menurut pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh Wall Street Journal pada 24 Agustus.
BACA JUGA
Moskow tidak mengakui penembakan jatuh pesawat tersebut.
BACA JUGA: Keluarga Meyakini Bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin Telah Tewas
Pada 24 Agustus, Presiden Rusia Vladimir Putin mengkonfirmasi kematian Prigoshin, dengan mengatakan bahwa “dia melakukan kesalahan.”
Prigozhin, pendiri perusahaan tentara bayaran Grup Wagner, memimpin serangan Rusia terhadap Bakhmut.
Namun setelah perselisihan yang berkepanjangan dengan Kementerian Pertahanan Rusia, Prigozhin memerintahkan pasukannya untuk merebut gedung-gedung pemerintah di Rostov, Rusia dan bergegas menuju Moskow sebelum akhirnya membatalkan pemberontakan.
Menyusul kesepakatan yang dirahasiakan yang diduga ditengahi oleh diktator Belarusia Alexander Lukashenko, panglima perang tersebut diizinkan untuk bebas dan baru-baru ini merilis sebuah video yang mengklaim berada di Afrika.
Institut Studi Perang melaporkan bahwa Putin berusaha membubarkan unit tersebut sementara Prigozhin berjuang untuk mempertahankannya tetap hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dwikorita: Anomali Iklim dan Aktivitas Manusia Picu Bencana
- Program Mas Jos Dinilai Berhasil, Sampah Liar di Jogja Berkurang
- Pemda DIY Bakal Renovasi 97 Unit RTLH Tahun Depan
- Inovasi Traktor Remote Dorong Regenerasi Petani Kulonprogo
- Wali Kota Tinjau Proyek Strategis, Siapkan Ikon Baru Kota Magelang
- Cegah KLB, Bantul Perbanyak SPPG Program Makan Gratis
- Pemda DIY Ajak Warga Bergerak Cegah Kekerasan Anak dan Perempuan
Advertisement
Advertisement





