Advertisement
Gagal Jadi Kado HUT 17 Agustus, Kereta Cepat Telan Rp110 Triliun!
Kereta Cepat - Ilustrasi - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Kereta Cepat Jakarta Bandung yang gagal menjadi kado Kemerdekaan RI. Proyek ini dipastikan menelan biaya investasi senilai US$7,2 miliar atau setara dengan Rp110,16 triliun.
Awalnya, Kereta Cepat diproyeksikan meluncur pada 18 Agustus 2023 dan bisa menjadi kado HUT ke-78 RI. Sayangnya, sejumlah masalah membuat megaproyek transportasi massal tersebut dipastikan mundur hingga September 2023.
Advertisement
BACA JUGA: Dugaan Aliran Dana Suap Proyek Jalur Kereta ke Pejabat Tinggi Kemenhub akan Didalami KPK
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan biaya total tersebut adalah investasi final yang tidak akan bertambah.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi memerinci biaya tersebut terdiri dari US$6 miliar (Rp91,8 triliun) nilai awal proyek dan US$1,2 miliar (Rp18,36 triliun) yang merupakan pembengkakan biaya atau cost overrun yang telah disepakati Pemerintah Indonesia dan China.
"Biaya proyek US$7,2 miliar tersebut merupakan angka final yang tidak akan bertambah," ujar Dwiyana saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).
Dia menjelaskan biaya yang bengkak terjadi akibat hal tidak terduga yang belum diperhitungkan. Salah satunya berasal dari investasi persinyalan GSM-R 900 MHz.
Dwiyana menyebut penyediaan frekuensi telekomunikasi dan persinyalan GSM-R untuk Kereta Cepat di China disediakan secara gratis oleh pemerintah setempat. Sementara itu, untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung persinyalan tersebut bekerja sama dengan Telkomsel.
Biaya proyek lain yang belum masuk perhitungan awal juga meliputi penyediaan listrik oleh PT PLN. Meski demikian, Dwiyana tidak menyebutkan nilai investasi untuk penyediaan listrik tersebut.
“Untuk yang itu persinyalan kita ada nilai investasi sekitar Rp1,2 triliun,” katanya.
Dia menuturkan, penetapan biaya final tersebut telah disepakati oleh Komite Kereta Cepat yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, dan beranggotakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Erick Thohir, serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Sementara itu, pembayaran untuk cost overrun KCJB akan dibagi sesuai dengan porsi kepemilikan saham dengan konsorsium Indonesia sebesar 60 persen dan konsorsium China sebesar 40 persen.
BACA JUGA: Budi Karya Sumadi Diperiksa KPK 10 Jam soal Korupsi Proyek KA
Dengan demikian, konsorsium Indonesia akan membayar sekitar US$720 juta dan konsorsium China menanggung sekitar US$480 juta yang tersisa.
Dwiyana menjelaskan, dari total cost overrun yang akan dibayarkan oleh konsorsium Indonesia, sebanyak 25 persen akan dibayar menggunakan dana dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pemimpin konsorsium.
Sementara itu, 75 persen lainnya dibayarkan menggunakan pinjaman yang telah disepakati dengan China Development Bank (CDB). Dalam catatan Bisnis pada 5 Juni 2023, besaran pinjaman yang telah disepakati adalah senilai US$550 juta atau sekitar Rp8,3 triliun dengan asumsi kurs US$1 = Rp15.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Kronologi Kebakaran Asrama MAN 2 Jogja, Diduga Korsleting Listrik
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Libur Sekolah, Siswa Bantul Tetap Terapkan 7 Kebiasaan Baik
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Minggu 21 Desember
- Pakar UMY Tekankan Peran LKM Jaga Perputaran Ekonomi Desa
- Harga Emas Pegadaian Naik, UBS dan Galeri24 Kompak Menguat
- Penumpang KAI Daop 6 Capai 46.602 di Hari Ketiga Nataru
- Gunung Semeru Erupsi, Kolom Abu Capai 1,2 Kilometer
- BNPB: Banjir Bandang Guci Tegal Belum Ada Korban Jiwa
Advertisement
Advertisement



