Advertisement
Ganjar Tanggapi Bergabungnya PAN dan Golkar ke Kubu Prabowo
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo angkat bicara soal bergabungnya Partai Golkar dan PAN ke Prabowo Subianto, Minggu (13/8/2023).
Menurut Ganjar, dalam proses demokrasi [koalisi dan dukung mendukung] sebenarnya itu biasa saja dan ia sangat menghormati sikap masing-masing partai. "Pasti beliau-beliau juga sudah memberikan keputusan, sudah punya catatan-catatan harus merapat kemana,” kata Ganjar dikutip, Senin (14/8/2023).
Advertisement
BACA JUGA: Respons PKS Soal PAN dan Golkar Gabung ke Kubu Prabowo di Pilpres 2024
Berdasarkan foto dan video yang beredar, Ganjar memberikan keterangan tersebut mengenakan sebuah kaus hitam lengan pendek. Di kaus itu terpampang gambar Jokowi.
Gambar Jokowi di kaus tersebut memakai busana kemeja putih panjang dengan tangan kiri menggulung lengan baju di tangan kanan. Sementara celananya berwarna hitam panjang.
Jokowi digambarkan sedang disorot cahaya dan bayangannya tampak di kaus itu. Tak ketinggalan ornamen bendera merah putih lengkap dengan keterangan judul ‘Kisah Blusukan Jokowi’ juga terpampang jelas.
Dalam keterangannya, Ganjar mengucapkan selamat kepada kedua partai yang sudah bergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), mengikuti Partai Gerindra, PKB dan PBB.
Namun, Ganjar teringat dengan kondisi koalisi pada Pilpres 2014 lalu. Saat itu Koalisi Merah Putih milik Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa juga didukung Partai Golkar dan PAN, bersama Gerindra, PKS, PPP, serta PBB.
Di sisi lain, lawan politiknya yakni Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla yang diusung PDIP bersama Partai NasDem, PKB, PKP, dan Hanura di Koalisi Indonesia Hebat tetap berhasil memenangkan ajang demokrasi lima tahunan itu, kemudian menjadi Presiden-Wakil Presiden periode 2014-2019.
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jadi Buronan KPK Status Tannos Masih WNI
- Mantan Kasatreskrim Memeras hingga Rp20 Miliar, Polisi Menduga Ada Pihak Lain Terlibat
- Malaysia dan Jepang Bakal Himpun Dana Rekonstruksi Jalur Gaza dan Tepi Barat
- Banjir Jakarta, BPBD Kesulitan Kirim Bantuan Logistik
- Festival Mandi Suci di Tiga Sungai India, 15 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia
Advertisement
Aduan Penipuan Umrah PT HMS Terus Bermunculan, Kerugian Korban Tembus Rp4,9 miliar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Siapkan Skema Program Bantuan Bagi Nelayan Terdampak Pagar Laut di Tangerang
- Hasil Survei, Kinerja Sekretaris Kabinet Teddy Indra Melampaui Menteri Keuangan Sri Mulyani
- Pemkab Imbau Masyarakat Tetap Tenang Usai Parigi Moutong Diguncang Gempa Magnitudo 6,1
- Rumah Dua Lantai di Duren Sawit Ambruk
- Inggris Segera Kirimkan Paket Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Gaza Senilai Rp339,5 Miliar
- Korban Kebakaran di Los Angeles Bertambah Menjadi 29 Orang
- Dua PMI Korban Penembakan di Malaysia Dikabarkan Kritis
Advertisement
Advertisement