Advertisement

Promo November

Siswi SMK Gunungkidul Meninggal Dunia di Puskesmas yang Kosong Tanpa Petugas

Taufiq Sidiq Prakoso
Kamis, 10 Agustus 2023 - 17:37 WIB
Maya Herawati
Siswi SMK Gunungkidul Meninggal Dunia di Puskesmas yang Kosong Tanpa Petugas Ambulans - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN—TA seorang siswa warga Klaten, yang bersekolah di SMA Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul meninggal dunia setelah mengeluh pusing dan pingsan di puskesmas yang kosong tanpa dokter, petugas maupun sopir ambulans.

TA, merupakan warga Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Akibat kejadian ini belasan warga Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah, mendatangi puskesmas setempat, Kamis (10/8/2023), untuk menyampaikan tuntutan perbaikan pelayanan menyusul meninggalnya seorang pelajar berinisial TA, 16.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, belasan warga itu mendatangi Puskesmas Bayat, Kamis sekitar pukul 08.30 WIB. Mereka kemudian melakukan audiensi dengan pegawai Puskesmas serta Muspika Bayat.

Salah satu warga Kecamatan Bayat, Suripto, 50, mengatakan TA merupakan seorang remaja putri asal Kecamatan Bayat yang sekolah di salah satu SMK di Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY. TA menjadi salah satu anggota Paskibra di Gunungkidul. Sebelumnya TA masih mengikuti latihan dan pulang ke rumahnya di Kecamatan Bayat, Klaten, pada Rabu (9/8/2023) sore.

Remaja putri itu sempat dolan dan makan bareng dengan temannya kemudian pulang. Sekitar pukul 18.00 WIB, TA merasa pusing dan tak sadarkan diri. Dia kemudian dilarikan ke Puskesmas Bayat, Klaten, sekitar pukul 18.30 WIB. Jarak rumah TA dengan puskesmas sekitar 1 km.

BACA JUGA: Beredar Video Presiden FIFA Takjub Pembangunan JIS dan Berterima Kasih kepada Anies, Ini Faktanya

“Sampai di sana [puskesmas] tidak ada dokter. Ada dua bidan yang jaga di sana. Saat mau dibawa ke rumah sakit, di sana tidak ada sopir ambulans, makanya kami harus mencari ambulans dulu,” kata Suripto yang juga seorang relawan seusai audiensi, Kamis.

Saat jeda waktu itu untuk mencari ambulans itulah, lanjut Suripto, bidan menyatakan pelajar putri tersebut meninggal dunia. “Harusnya yang menyatakan meninggal dunia itu seorang dokter,” ujar Suripto.

Keluhan terkait pelayanan di Puskesmas Bayat, Klaten, disebut bukan kali ini saja. Sebelumnya, Suripto sering menerima keluhan terkait pelayanan puskesmas tersebut. “Setiap kali mau merujuk, keluarga pasien diminta mencari ambulans sendiri. Intinya, tulisan 24 jam di sana itu fungsinya apa?” jelas Suripto.

Suripto dan perwakilan warga lainnya menuntut ada perbaikan pelayanan di Puskesmas Bayat. Salah satu tuntutan yakni selalu disiagakan dokter serta sopir ambulans di puskesmas yang membuka pelayanan 24 jam itu.

“Pada pertemuan tadi kami hanya ingin ada pembenahan. Kami beri waktu sebulan [agar ada perbaikan pelayanan di Puskesmas]. Kalau tidak ada perbaikan, kami akan mengerahkan unjuk rasa ke puskesmas kemudian dilanjut ke kabupaten,” kata dia.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan dari informasi kepala Puskesmas ada audiensi dengan warga terkait pelayanan di Puskesmas Bayat. Anggit menjelaskan Puskesmas Bayat merupakan puskesmas yang membuka pelayanan 24 jam.

“Jadi sebanyak 15 orang perwakilan dari Bayat diskusi di sana, ada Pak Camat dan Muspika. Intinya ada kesepakatan karena [Puskesmas] Bayat buka 24 jam, diharapkan ambulans stand by. Karena memang sopirnya satu orang. Waktu kemarin sopirnya sakit. Sekarang disepakati bagi yang bisa nyopir, bisa memanfaatkan ambulans itu,” kata Anggit.

Anggit menjelaskan poin lain dari pertemuan tersebut yakni setiap kali sif ada dokter jaga. “Akhirnya di sana ada dokter yang internship, sudah dilakukan sif jaga oleh dokter internship,” jelas Anggit.

Anggit menjelaskan hasil diskusi itu menjadi bahan evaluasi perbaikan pelayanan Puskesmas. Poin kesepakatan itu nantinya juga bakal berlaku di semua puskesmas di Klaten.

Terkait meninggalnya seorang remaja asal Bayat saat dibawa ke Puskesmas, Anggit menjelaskan dari kronologi yang dia terima, TA tidak sadarkan diri di rumah kemudian dibawa ke Puskesmas.

“Dari kamera CCTV di puskesmas, sekitar 35 menit dari datang sampai pulang. Di sana itu sekitar tujuh menit direkam sudah flat. Kami coba konfirmasi lagi. Diduga meninggalnya menurut laporan itu karena henti jantung,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

65 Awak Bus dan Angkutan di Bantul Dites Urin, Ini Hasilnya

Bantul
| Jum'at, 15 November 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Berwisata ke Labuan Bajo, Ini Rekomendasinya

Wisata
| Kamis, 14 November 2024, 07:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement