Hasil Riset Accenture Sebut Tren Konsumen Digital Akan Berubah, Simak di Sini
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Satu miliar konsumen digital baru akan muncul dalam satu dekade ke depan, membuat dunia usaha perlu menyiapkan strategi yang tepat dalam menjangkau target pasar potensial itu. Bagaimana potensinya ke depan?
Berdasarkan studi Accenture Song bertajuk The Next Billion Consumers: A Fast- Growing Opportunity for Digital Commerce, lebih dari satu miliar konsumen digital native akan berkembang pesat. Mereka berasal dari generasi baru yang lebih melek digital dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Accenture menemukan pertumbuhan konsumen digital yang cepat di delapan negara, yakni Indonesia, Bangladesh, Mesir, Ethiopia, India, Kenya, Nigeria, dan Filipina. Konsumen digital itu berada di rentang usia 6—26 tahun dan perilakunya memberikan wawasan penting bagi pertumbuhan komersial masa depan.
BACA JUGA: E-Commerce Dominasi Aduan Konsumen Selama 2022
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa perilaku belanja digital dari konsumen baru memiliki potensi untuk mempengaruhi perilaku pembelian secara lebih luas. Accenture juga menemukan sejumlah temuan menarik dari generasi baru di Indonesia.
Sebanyak 91,2 persen atau mayoritas konsumen yang disurvei di Indonesia menggunakan kanal daring (online) seperti mesin pencari, platform jejaring sosial, dan video untuk meneliti produk atau layanan sebelum membeli. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan konsumen digital dari negara-negara lain, yakni berkisar 80 persen.
Hingga 86 persen konsumen online dan 76 persen konsumen baru menyatakan bahwa komentar baik dan respons suka (like) turut memengaruhi keputusan pembelian suatu produk. Khususnya, 67,6 persen konsumen lebih memilih berbelanja di aplikasi media sosial daripada platform lainnya, dibandingkan dengan lebih dari setengah konsumen digital lainnya.
"Enam dari sepuluh [63 persen] pembeli social commerce mengatakan bahwa mereka cenderung membeli dari penjual yang sama lagi," dikutip dari keterangan resmi Accenture pada Jumat (12/5/2023).
Sebanyak 78 persen masyarakat Indonesia dan 65 persen konsumen baru menyatakan lebih memilih menggunakan metode pembayaran online. Lalu, 83,8 persen konsumen menilai bahwa kebijakan retur yang mudah sangat memengaruhi keputusan pembelian online.
Mereka juga mengatakan bahwa opsi pengiriman yang nyaman, seperti click and collect (81,5 persen di Indonesia dan 73 persen di pasar negara berkembang lain) serta pengiriman gratis (94,5 persen di Indonesia dan 79 persen di pasar negara berkembang), merupakan faktor penting dalam menentukan pembelian online mereka.
"Sembilan dari 10 pengguna internet telah membeli produk dan layanan secara online—menghadirkan peluang bisnis yang signifikan dan belum dimanfaatkan. Namun, banyak perusahaan yang tidak siap untuk memanfaatkan peluang ini karena kesulitan operasional dan ekspektasi konsumen yang tinggi," ujar Commerce Lead Southeast Asia Accenture Song Zain Suharwardy.
Suharwardy menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan harus membangun kekuatan digital mereka, baik dalam bentuk pengelolaan talenta yang tepat dan aset yang tepat untuk penetrasi ke target market baru itu secara efektif. Strategi yang tepat pada akhirnya akan memberikan penawaran dan pengalaman perdagangan digital yang lebih relevan.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Inggris Dukung Indonesia Tambah Kapal Tangkap Ikan
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
Advertisement
Advertisement