Advertisement

Pertumbuhan Ekonomi RI Capai Rekor Tertinggi selama 8 Tahun, Bagaimana dengan Jogja?

Abdul Hamied Razak
Selasa, 07 Februari 2023 - 07:47 WIB
Bhekti Suryani
Pertumbuhan Ekonomi RI Capai Rekor Tertinggi selama 8 Tahun, Bagaimana dengan Jogja? Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. - IST

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA–Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencatat rekor tertinggi sejak 2013, atau tertinggi dalam sewindu terakhir. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan realisasi pertumbuhan ekonomi 2022 yang sebesar 5,31% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) merupakan pertumbuhan yang tertinggi sejak 2013. "Saat itu di tahun 2013, Indonesia mampu tumbuh 5,56 persen [yoy]," ujar Margo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/2/2023).

Selain itu, secara nominal pun perekonomian Indonesia sudah lebih tinggi dari sebelum pandemi Covid-19 yakni di tahun 2019 dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp15,83 ribu triliun dan PDB atas dasar harga konstan (ADHK) Rp10,95 ribu triliun.

Advertisement

Sementara di tahun 2022, Margo menyebutkan PDB ADHB berhasil meningkat mencapai Rp19,59 ribu triliun dan PDB ADHK Rp11,71 ribu triliun, dengan PDB per kapita mencapai Rp71 juta atau 4.783,9 dolar AS.

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada 2022 terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 19,87% (yoy), diikuti sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,97% (yoy), dan jasa lainnya sebesar 9,47% (yoy). 

Adapun pertumbuhan di DIY pada 2022 masih di bawah angka rata-rata nasional. Kepala BPS DIY Sugeng Arianto mengatakan perekonomian DIY selama 2022 tumbuh sebesar 5,15% (c-to-c). Semua lapangan usaha tumbuh positif, dan yang tertinggi dicapai lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 18,26%.

Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor luar negeri sebesar 8,33%. BPS mencatat, perekonomian DIY triwulan IV-2022 terhadap triwulan IV-2021 tumbuh sebesar 5,53% (y-on-y).

"Kondisi yang semakin membaik pasca pandemi ditandai dengan pelonggaran PPKM mendorong peningkatan aktivitas ekonomi sehingga memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi selama Triwulan 4-2022," katanya, Senin.

Menurut Sugeng, menjelang akhir tahun 2022 banyak event nasional dan internasional yang diselenggarakan di DIY. Kondisi tersebut berbeda dengan akhir tahun 2021 yang cenderung masih minim penyelenggaraan MICE akibat penyebaran Covid masih masif.
"Jadi pelonggaran PPKM juga berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan sehingga memberikan dampak positif pada kegiatan akomodasi dan penyediaan makan minum di DIY, terutama terhadap kenaikan TPK hotel bintang," kata Sugeng.

BACA JUGA: Dalam 2 Hari, 2 Anak Meregang Nyawa di Jalanan Gunungkidul

Sugeng menyebut sektor konstruksi di DIY juga mengalami pertumbuhan positif. Konstruksi di DIY tumbuh 14,60% dibandingkan 2021. Salah satunya didorong oleh pembangunan jalan tol Jogja-Bawen seksi 1 (ruas Jogja-Banyurejo). Pembangunan ini ditargetkan selesai pada 2024. Ruas tol Jogja-Bawen melintasi tiga wilayah Kapanewon di Kabupaten Sleman dengan total lahan mencapai 714.278 m2.

Kunjungan Wisatawan
Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan, mengatakan meski tidak setinggi triwulan sebelumnya, realisasi pertumbuhan ekonomi DIY triwulan IV 2022 mendukung pencapaian realisasi pertumbuhan keseluruhan tahun di atas 5%.

"Kalau melihat rilis BPS di mana triwulan IV 2022 pertumbuhan ekonomi DIY mencapai 5,53% [yoy], maka capaian tersebut menjadi yang tertinggi se-Jawa dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional triwulan IV 2022," kata Budi.

Ia menjelaskan tingginya intensitas Meeting, Incentives, Conventions, dan Exhibitions (MICE) selama triwulan IV serta momentum akhir tahun, Natal dan Tahun baru menjadi penopang utama pertumbuhan yang selanjutnya meningkatkan kunjungan wisatawan ke DIY.
Mobilitas masyarakat tersebut mendorong kinerja lapangan usaha (LU) terkait dengan pariwisata seperti LU Akomodasi Makan Minum, LU Industri Pengolahan, serta LU Transportasi dan Pergudangan.

"Dari sisi pengeluaran, membaiknya kinerja pariwisata dan peningkatan alokasi transfer pemerintah termasuk dalam rangka menjaga daya beli masyarakat mendukung kinerja positif Konsumsi Rumah Tangga. Sementara itu, selanjutnya proyek strategis nasional turut mendorong tingginya pertumbuhan investasi," jelas Budi.

Roda Perekonomian
Sementara itu, Ekonom UAJY, Y. Sri Susilo, mengatakan data BPS tersebut menunjukkan roda perekonomian DIY 2022 sudah bergerak lebih cepat dibandingkan 2021. Sektor yang tumbuh, seperti transportasi dan pergudangan menunjukkan mobilitas barang, katanya sudah berjalan lebih cepat.

BACA JUGA: Terjerat Pinjol, Alumni SMP di Jogja Sikat Belasan Ponsel di Bekas Sekolahnya

"Hal ini tidak terlepas dengan permintaan barang yang meningkat baik sebagai barang konsumsi maupun barang untuk faktor produksi atau input," kata Sri Susilo.

Sektor akomodasi dan makanan-minuman, katanya, juga memberikan kontribusi signifikan sejalan dengan pulihnya kegiatan pariwisata dan turunannya. "Dari sisi pengeluaran, peran ekspor DIY mereka menonjol karena sebenarnya produk ekspor DIY sudah mulai bergerak pada tahun 2021," ujarnya.

Ia melihat kontribusi pengeluaran rumah tangga di DIY masih tetap stabil karena variabel ini relatif konstan dalam kondisi ekonomi apa pun. Dengan demikian, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DIY dari sisi permintaan khususnya berasal dari sektor transportasi, pergudangan, akomodasi dan makanan-minuman.

"Dari sisi pengeluaran khususnya terdiri dari ekspor, konsumsi RT dan pengeluaran konsumsi pemerintah," paparnya. Ke depan, ia berharap kegiatan pariwisata dan turunannya termasuk MICE dapat didorong untuk menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi DIY. Untuk itu, katanya, diperlukan sinergi dan kolaborasi antara pemda, pelaku akomodasi, EO MICE, dan pelaku terkait agar daya tarik Kota Jogja sebagai tempat MICE yang lebih menarik dan berdaya saing tinggi.

"Pasca-kegiatan ATF, pemda diharapkan sebagai leading sector untuk menyinergikan seluruh pelaku pariwisata di DIY. Di samping itu, Pemda wajib melibatkan perguruan tinggi, PHRI, BI, dan Kadin untuk mewujudkan sinergi dan kolaborasi pentaheliks," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara/JIBI

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Asyik! 1.254 Anggota Bamuskal di Gunungkidul Kini Dicover BPJS

Gunungkidul
| Senin, 29 April 2024, 19:37 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement