Advertisement
Viral Pria Tua Hidup Tanpa Aliran Air dan Listrik di Semarang, Anaknya Ternyata Dokter

Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG— Video seorang pria tua tinggal seorang diri di Semarang belakangan viral. Pria yang hidup sebatang kara atau sendirian tanpa listrik dan air leding rupanya menarik perhatian Dinas Sosial (Dinsos) setempat.
Kepala Dinsos Kota Semarang, Heroe Soekendar, bahkan mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pria tua itu dan keluarganya. Meski demikian, Heroe menolak menyampaikan secara terperinci hasil komunikasi dengan pria tua itu dan langkah-langkah yang akan diterapkan Dinsos Kota Semarang ke depan.
Advertisement
“Keluarganya tidak mau diekspos karena malu. Mereka orang berkecukupan [menengah ke atas]. Hari Minggu [5/2/2023] akan ada pertemuan dengan keluarga dan mudah-mudahan yang bersangkutan bersedia dipindah ke panti pada Senin [6/2/2023],” ujar Heroe saat dihubungi Solopos.com, Kamis (2/2/2023).
Diberitakan sebelumnya, pria tua yang viral karena tinggal sendirian di rumah mewah tanpa penerangan listrik dan air leding di Kota Semarang itu bernama Edi. Ia tinggal di Kampung Hawa, Kelurahan Karangtempel, Kecamatan Semarang Timur.
Informasi terkait kondisi Edi itu kali pertama mencuat melalui unggahan kanal Youtube Bang Bewok. Kepada Bang Bewok, Edi mengaku tinggal sendirian setelah istrinya meninggal dan anak-anaknya tinggal bersama keluarga masing-masing.
Dalam video yang diunggah di Youtube itu juga terlihat isi rumah Edi yang penuh perkakas tak terpakai dan sampah. Terlihat juga interior rumah yang terbengkalai lantaran termakan waktu dan tidak terawat.
“Untuk kebutuhan air saya harus ngangsu atau menadah air hujan,” jelas Pak Edi di YouTube Bang Bewok.
Solopos.com-jaringan Harianjogja.com mencoba menghubungi Ketua RW 003 tempat tinggal Pak Edi, Kamis (2/1/2023). Ketua RW 003, Sumaknohadi mengungkapkan ia dan Edi sudah saling mengenal sejak lama. Keduanya pun pernah menggeluti pekerjaan yang sama, yakni detailer di perusahaan farmasi.
“Mungkin tahun 1993 saya pertama kali mengenal beliau. Saya dulu tinggal di gang lain dan baru beberapa tahun pindah ke sini. Sementara beliau sudah di sini sejak lama,” jelasnya.
Sumaknohadi mengatakan Edi memiliki tiga orang anak. Anak pertamanya laki-laki, sudah meninggal. Dulunya anak pertamanya itu merupakan seorang dokter di Tangerang, Banten.
“Baru meninggal, mungkin tiga bulan lalu. Anak keduanya juga sudah meninggal, dia sebelumnya tinggal dan bekerja di Jakarta,” lanjut sang ketua RW.
Sementara anak terakhirnya, yang disebut Sumaknohadi bernama Susi, masih tinggal di Kota Semarang namun jarang sekali menjenguk Edi.
“Kalau cucu-cucunya masih kecil. Saya kurang paham asal-usul Pak Edi. Keponakannya, saya juga tidak tahu,” ujar Sumaknohadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement