Advertisement
Jokowi Curhat Sempat Semedi 3 Hari Sebelum Putuskan Lockdown
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di Pekan Milenial Naik Kelas 2022 yang diselenggarakan Bisnis Indonesia Group secara hibrida di Hotel Aryaduta, Jakarta (5/4/2022). - JIBI/Bisnis.com
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan upaya Pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 melalui banyak kalkulasi dan pertimbangan. Jokowi bahkan mengaku semedi 3 hari sebelum menetapkan lockdown atau tidak.
Orang nomor satu di Indonesia ini sempat bercerita, di saat keadaan makin gawat dan dipenuhi ragam tekanan dari segala sisi agar Indonesia menerapkan penutupan wilayah (lockdown), tetapi dirinya tak ingin secara tergesa-gesa dalam memutuskan kebijakan.
Advertisement
Apalagi, dia menilai bahwa segala keputusan yang dibuat tergesa-gesa tidak bijak sebab akan melibatkan ratusan juta jiwa dari masyarakat Indonesia.
Hal ini disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Tahun 2023 di Gedung AA Maramis, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2023).
“Pada saat memutuskan lockdown atau tidak lockdown, rapat menteri 80 persen, ‘Pak lockdown’ karena semua Negara memang melakukan itu. Tidak dari DPR, tidak dari partai, semuanya lockdown. Tekanan-tekanan seperti itu pada saat mengalami krisis dan [saya melihat] kita tidak jernih, kita tergesa-tergesa, kita grusah grusuh, kita bisa salah kita bisa keliru,” tuturnya, Kamis (26/1/2023).
Baca juga: Sabu Diselundupkan ke Lapas lewat Sayur Lodeh
Presiden RI Ke-7 ini membayangkan apabila saat itu Indonesia secara terburu-buru memutuskan untuk mengunci Negara dan melakukan pembatasan secara besar-besaran, maka akan banyak kerugian yang dinilainya akan terjadi di Indonesia.
“Coba saat itu, misalnya kita putuskan lockdown. Itungan saya dalam 2 atau 3 minggu, rakyat sudah tidak bisa memiliki peluang bahkan yang kecil untuk mencari nafkah, semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yang terjadi. Rakyat pasti rusuh. Itu yang kita hitung sehingga kita putuskan saat itu tidak lockdown,” katanya.
Bahkan, dia menyebutkan butuh waktu 72 jam untuk memikirkan secara matang kebijakan apa yang harus dipilih oleh Indonesia.
“Saya semedi 3 hari untuk memutuskan apa ini, apakah kita harus lockdown atau tidak. Karena betul-betul sangat tidak memiliki pengalaman semuanya mengenai [pandemi] ini,” katanya.
Mantan Wali Kota Solo ini melanjutkan bahwa semua Negara melihat pandemi sebagai tantangan, padahal ada banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa dipetik. Salah satunya, rasa kebersamaan makin kuat disaat setiap pihak merasakan tekanan yang sama.
“[Pandemi] itu yang tidak kita lihat sebelum-sebelumnya. Jadi ini sebagai pengalaman, ternyata kalau kita pengen semua kita ini bekerja sama dengan baik, memang harus ditekan dulu. Diteken oleh persoalan, ditekan oleh problem, ditekan oleh tantangan,” pungkas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemda DIY Bantu Biaya Hidup 6 Bulan Mahasiswa Terdampak Bencana
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- On The Rock Drini, Resto Tebing Karst Baru di Gunungkidul
- Grace Management Resmikan Kantor Baru, Perkuat Layanan Wedding
- Malioboro Mall Hadirkan Island of Joy dan Diskon Akhir Tahun
- Produktivitas Naik, Nelayan Kulonprogo Terima Alat Modern
- Gemini Belum Gantikan Google Assistant, Ini Jadwal Barunya
- Pertama dalam Sejarah, VW Tutup Pabrik di Jerman
- Kuasai Semua Kategori, DIY Juara Umum Anggar Banyuwangi Open
Advertisement
Advertisement



