Advertisement
Surat Intelijen Rusia Bocor, Rencana Putin Gunakan Nuklir Terungkap
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Surat elektronik atau email yang dibocorkan whistleblower di Layanan Keamanan Federal (FSB) Rusia mengungkapkan pemerintah telah membahas potensi penggunaan senjata nuklir oleh Vladimir Putin dalam perang di Ukraina.
Dilansir dari Newsweek pada Selasa (28/11/2022), email tertanggal 17 Maret, 21 Maret, dan 12 April tersebut dibocorkan oleh agen FSB yang dijuluki Wind of Change kepada Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia Rusia yang menjalankan situs anti korupsi Gulagu.net.
Advertisement
Sejak 4 Maret, sumber dari FSB tersebut telah mengirim bocoran email secara reguler ke Osechkin. Email tersebut mengungkapkan kemarahan dan ketidakpuasan di dalam FSB atas perang yang dimulai ketika Putin menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Dalam surat terbaru pada November, whistleblower tersebut juga mengungkapkan perang saudara di antara Sekutu terdekat Putin.
Direktur eksekutif Wind of Change Research Group Igor Sushko menerjemahkan korespondensi dari bahasa Rusia ke bahasa Inggris. Dia membagikan semua email secara penuh kepada Newsweek.
Surat-surat itu diterbitkan beberapa bulan sebelum Putin mengancam bahwa Rusia siap menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan integritas teritorialnya.
Pada 6 Oktober, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada 6 Oktober bahwa risiko Perang nuklir akhir zaman atau “Armageddon berada pada level tertinggi sejak Krisis Rudal Kuba 1962, ketika banyak yang khawatir perang nuklir akan segera terjadi.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan bahwa Washington dan Moskow telah mengadakan pembicaraan yang bertujuan untuk mengurangi retorika seputar potensi penggunaan senjata nuklir Rusia dan pembicaraan tentang serangan nuklir kurang terlihat dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam email 17 Maret, yang ditulis hanya beberapa minggu setelah perang dimulai, sumber tersebut mengatakan bahwa meskipun konflik dengan negara tetangga Ukraina berada di luar logika dan akal sehat, mereka berharap bahwa "kebodohan tidak akan dilakukan", yang mengacu pada penggunaan senjata nuklir.
Wind of Change menyatakan keraguannya bahwa Putin akan menggunakan senjata nuklir karena Rusia juga akan terkena dampaknya.
“Serangan nuklir besar-besaran, bahkan jika kita berasumsi bahwa secara teknis memungkinkan, bahwa semua mata rantai mengikuti semua perintah. Saya tidak yakin akan terjadi lagi, itu tetap tidak masuk akal. Serangan seperti itu akan merugikan semua orang," tulis mereka.
Dalam yang dikirim email beberapa hari setelahnya, sumber FSB mengatakan bahwa penggunaan senjata nuklir taktis terhadap Ukraina akan berarti kekalahan Rusia di mata musuh dan negara lain yang netral.
"Argumen yang begitu kuat untuk konflik lokal akan menunjukkan kelemahan militer, yang bahkan tidak dapat ditimpa oleh keberhasilan militer," tulis Wind of Change.
Mereka menambahkan bahwa Putin dapat mengancam penggunaan nuklir untuk mengintimidasi Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
Advertisement
Disperindag DIY Gelar Pasar Murah di Banyuroto Kulonprogo
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KKB Kembali Berulah, Serang Gereja dan Rampas Ponsel Warga Papua
- Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
Advertisement
Advertisement