Advertisement

Pembunuh 3 Orang Sekeluarga Pakai Minuman Beracun di Magelang adalah Anak Bungsu

Nina Atmasari
Selasa, 29 November 2022 - 18:22 WIB
Budi Cahyana
Pembunuh 3 Orang Sekeluarga Pakai Minuman Beracun di Magelang adalah Anak Bungsu Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG—Pembunuh tiga orang sekeluarga di Magelang menggunakan minuman beracun adalah bagian dari keluarga tersebut. Tersangka adalah anak kedua korban berinisial DD, yang meracuni ayah, ibu, dan kakaknya karena alasan sakit hati.

Tiga orang yang masih satu keluarga ditemukan tewas di rumah mereka di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022).

Advertisement

Mereka adalah ayah AA (58), ibu HR (54), dan anak pertama DK (25). Ketiga korban meninggal karena keracunan. Polisi menetapkan anak kedua AA dan HR, yakni DD, sebagai tersangka. Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Djuhandani, saat mendatangi TKP mengatakan Polresta Magelang sudah menemukan pelaku.

“Baik pengakuan pelaku dan alat bukti lainnya,” katanya, Rabu (29/11/2022).

Polda Jateng, lanjutnya, melakukan olah TKP lagi untuk mensinkronkan bukti-bukti yang telah dihimpun oleh aparat Polresta Magelang.

Kabiddokkes Polda Jateng, Kombes Pol. Sumy Hastry, menambahkan ketiga korban meninggal dunia karena keracunan arsenik. “Ketiga jenazah meninggal tidak wajar. Berdasarkan hasil autopsi, ketiganya meminum sejenis cairan yang membuat dari bagian bibir, tenggorokan hingga lambung merah semua. Selain itu di otak, jantung, paru-paru pada tubuh korban juga ada dampak racun,” paparnya.

BACA JUGA: Cucu Bunuh Kakek Dalam Mobil di Jogja, Lalu Mayat Dibawa Jalan-Jalan

Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengungkapkan DD sudah ditangkap. Pada saat pemeriksaan, penyidik juga menemukan sejumlah kejanggalan seperti tidak ada sisa muntahan korban. Pelaku juga tidak setuju korban diatopsi.

Kapolresta mengungkapkan pelaku diduga sakit hati.

“Jadi sakit hati. Beberapa bulan lalu korban [si ayah] pensiun. Namun memiliki penyakit yang membutuhkan biaya banyak. Dan satu korban [anak pertama] kemarin bekerja, dan sudah tidak. Pelaku merasa sakit hati karena dibebani memenuhi kebutuhan hidup, sementara si kakak tidak,” jelas Sajarod.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemda DIY Bahas Rencana Berikan Insentif Ternak Mati karena Antraks

Jogja
| Selasa, 19 Maret 2024, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement