Advertisement
Beritakan Perkosaan di Kementerian, Website Konde.co Diserang DDOS

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Situs Konde.co diserang DDOS dan tidak bisa diakses sejak Senin (24/10/2022) pukul 16.31 WIB. Hal ini terjadi setelah media ini memuat berita terkait dengan perkosaan yang terjadi di kementerian.
Pemimpin Redaksi Konde.co, Luviana Ariyanti, menjelaskan pada Senin (24/10) Konde menuliskan laporan berita tentang perkosaan yang terjadi di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dilakukan oleh 4 orang pegawai di kementerian tersebut.
Advertisement
“Seorang perempuan yang bekerja di Kementerian Koperasi dan UKM diperkosa, kemudian dipaksa menikah dengan salah satu pelaku. Pernikahan yang hanya berlangsung sesaat ini ternyata dilakukan untuk membebaskan para pelaku dari penjara.”
Berita ini kemudian ramai di Twitter dan media sosial lainnya. “Pada pukul 16.31 WIB tiba-tiba situs Konde.co tidak bisa diakses sampai dengan pernyataan ini dibuat,” kata Luviana dalam rilis kepada Harian Jogja, Senin.
Luviana menambahkan Tim IT Konde.co kemudian menelusuri bahwa website Konde.co mengalami serangan DDOS. Ini ditandai dari aktivitas pengunaan bandwith yang mencurigakan (lalu lintas sangat padat secara drastis) dan load CPU menjadi sangat tinggi padahal tidak ada proses yang dieksekusi yang mengakibatkan kinerja menjadi menurun sampai dengan website tidak bisa diakses.
DDOS sendiri adalah jenis serangan yang dilakukan dengan cara membanjiri lalu lintas jaringan Internet pada server, sistem, atau jaringan.
“Ini merupakan serangan kedua kalinya yang terjadi pada Konde.co terkait dengan berita kekerasan seksual yang kami publikasikan,” katanya.
Kasus pertama, kata Luviana, menimpa Konde.co pada Mei 2020. Twitter Konde saat itu juga terkena hack ketika Konde.co melakukan diskusi kekerasan seksual. “Setelah itu kami tidak bisa mengakses Twitter kami kembali,” ujarnya.
Menurut Luvi, kekerasan seksual merupakan tragedi yang menyerang pada para perempuan di Indonesia dan media yang menulis tentang ini justru mendapatkan persoalan. “Kami menyerukan pada media di Indonesia untuk tidak surut dalam memberitakan kekerasan seksual dan menolak segala bentuk kekerasan termasuk kekerasan digital yang menyerang media.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ingat! BPJS Kesehatan Tidak Menanggung Biaya Berobat 21 Kondisi Penyakit
- Sidang Kasus Korupsi BTS Kominfo, JPU Hadirkan Sejumlah Saksi untuk Johnny Plate
- Komisaris Pertamina Baru, Bambang Suswantono Miliki Harta Rp10,9 Miliar
- Kereta Cepat WHOOSH, dari Jebakan Utang China hingga Buang-Buang Uang
- Cerita Soebronto Laras dan Kecintaannya pada Otomotif
Advertisement

Sleman Kini Punya Kawasan Pertanian Sehat Komoditas Telur Ayam Ras
Advertisement

Tiket Gratis Masuk Ancol, Berlaku Bagi Pengunjung Tak Bawa Kendaraan Bermotor
Advertisement
Berita Populer
- Beredar Isu Air Isi Ulang Sebabkan Kanker Prostat, Cek Fakta & Penjelasan Pakar
- PDIP Ajak PSI Berkoalisi, Kaesang Beri Syarat Harus Dipenuhi
- Pesan Jokowi Silahkan Pilih Prabowo, Ganjar, atau Anies
- Kaesang Tak Sengaja Bertemu Ketum Perindo Hary Tanoe
- Sering Diteror di Kasus BTS Kominfo, Terdakwa Irwan Ungkap Rp70 Miliar Mengalir ke Komisi I DPR
- Dewas KPK Lakukan Klarifikasi Kasus Tahanan ke Ruang Pimpinan
- Saksi Korupsi BTS Kominfo Seret Nama Menpora Dito Ariotedjo hingga Pejabat BPK
Advertisement
Advertisement