Advertisement
Puncak Gelombang Omicron BA4 dan BA5 Diperkirakan Juli 2022
Warga antre mengikuti vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Polres Tangerang Kota dalam rangka HUT Bhayangkara Ke-76 di Neglasari, Tangerang, Banten, Rabu (15/6/2022). Munculnya Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 membuat sejumlah warga antusias mengikuti vaksinasi Covid-19 yang didominasi vaksin booster. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal - aww.\\r\\n\\r\\n
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Gelombang Covid-19 yang disebabkan Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 akan berdampak serius pada orang dengan komorbid, lanjut usia, dan individu yang belum vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Ahli epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman menekankan bahwa BA4 dan BA5 memiliki kemampuan menyebabkan reinfeksi untuk kesekian kalinya. Hal ini menunjukkan kerusakan yang lebih serius pada organ tubuh penderita.
Advertisement
“Subvarian tersebut mampu menyebabkan reinfeksi. Kekebalan tubuh yang terbentuk dari pemberian vaksin Covid-19 tidak lagi berlaku melawan BA4 dan BA5,” jelas Dicky kepada Bisnis, Rabu (29/6/2022).
Mengutip jurnal Covid-19 Positive Patiens at Higher Risk of Developing Neurodegenerative Disorders, sebanyak 43.375 orang terdeteksi positif Covid-19 memiliki risiko 3,5 kali lebih tinggi untuk didiagnosis penyakit Alzheimer, 2,7 x Stroke Iskemik, 2,6 kali penyakit parkinson, serta kemungkinan hingga 4,8 kali lebih tinggi mengalami pendarahan intraserebral.
Subvarian BA4 dan BA5 memiliki tingkat keseriusan yang hampir serupa dengan varian Delta. Hal ini disebabkan subvarian BA4 dan BA5 membawa mutasi yang sama dengan varian Delta, yakni mutasi L452.
“Mutasi mampu menyebabkan subvarian BA4 dan BA5 bereplikasi di jaringan paru dan menimbulkan keluhan seperti pada pasien terinfeksi varian Delta, misalnya peradangan paru dan pneumonia,” tutur Dicky.
Dikutip dari CNN, tingkat antibodi penetralisir yang terbentuk dari infeksi ataupun vaksinasi memiliki efektivitas kerja yang lebih rendah pada subvarian BA4 dan BA5, menyebabkan lolosnya subvarian tersebut dari sergapan antibodi.
Direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin di Beth Israel Deaconess Medical Center, Dan Barouch, menuturkan bahwa pihaknya mencatat pengurangan titer antibodi penetralisir yang lebih tinggi terhadap subvarian BA4 dan BA5, jika dibandingkan dengan subvarian BA1 dan BA2.
“Data kami menunjukkan bahwa subvarian BA4 dan BA5 dapat menyebabkan lonjakan infeksi bahkan pada populasi dengan tingkat kekebalan vaksin yang tinggi serta individu dengan kekebalan BA1 dan BA2 alami,” dikutip dari CNN, Rabu (29/6/2022).
Meski demikian, Dicky memastikan bahwa upaya vaksinasi masih menjadi salah satu langkah perlindungan yang efektif, guna menekan lonjakan kasus Covid-19 yang disebabkan subvarian BA4 dan BA5.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnies.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Sumber Air Minum dari Sumur Bor, BPKN Bakal Klarifikasi Aqua
- Jawa Tengah Bakal Memiliki KRL, Ini Bocoran Rutenya yang Dilalui
- Rahasia Menggandakan Kekayaan Ala Jeff Bezos
- Donald Trump Jadi Saksi Penandatanganan Damai Thailand dan Kamboja
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
Advertisement
Bayi Laki-laki Hidup Ditemukan dalam Kardus di Ngemplak Sleman
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Paket Sembako Didistribusikan untuk Ojol di Jogja
- Pemerintah Berencana Membentuk Koperasi Ojol, Ini Tujuannya
- Prediksi Manchester United vs Brighton, Susunan Pemain dan H2H
- Danantara Sebut Leih dari 204 Investor Minati Proyek Waste To Energy R
- BMKG Sebut Gempa Aceh Magnitugo 5,0 Akibat Sesar Besar Sumatera
- SNTT 2025 Jadi Ruang Kolaborasi Riset Terapan Berdampak Nyata
- KA Purwojaya Anjlok di Bekasi, Jalur Rel Masih Diperbaiki
Advertisement
Advertisement



