Advertisement

Epidemiolog Sebut PPKM Masih Perlu Diberlakukan

Akbar Evandio
Minggu, 05 Juni 2022 - 10:17 WIB
Budi Cahyana
Epidemiolog Sebut PPKM Masih Perlu Diberlakukan Tangkapan layar- Ilustrasi Virus Corona varian Omicron. JIBI - Bisnis/Nancy Junita

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menganggap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih perlu diberlakukan agar masyarakat tetap hati-hati dalam menyikapi pandemi Covid-19.

Menurutnya, meskipun situasi pandemi di Indonesia saat ini makin baik, tetapi penanganan pandemi harus disikapi dengan berhati-hati.

Advertisement

"Memang makin baik, tetapi kalau membandingkan kasus infeksi ya kita tidak bisa membandingkan dengan negara lain karena testing kita rendah, karena yang saat ini yang kita hadapi adalah Omicron dan varian-variannya yang angka reproduksinya tinggi," katanya kepada wartawan, Sabtu (4/6/2022).

Dicky memaparkan tingkat penularan varian Omicron cukup tinggi. Dia menyebut angka reproduksi varian Omicron mendekati 10. Meski begitu, memasuki tahun ketiga pandemi Corona hal esensial yang perlu diperhatikan bukan lagi angka reproduksi Covid-19, tetapi tingkat keparahan penyakit hingga kasus kematian.

"Bahkan, yang lebih esensial untuk dilihat adalah tingkat keparahan, hunian rumah sakit dan kematian tentu, dan karakter dari virus yang tentu ini dilihat dari hasil surveilans genomik, itu di saat ini," katanya.

Selain itu, yang perlu terus ditingkatkan adalah membangun imunitas masyarakat melalui vaksinasi dosis ketiga atau booster. Dicky menyebut vaksinasi booster dinilai lebih efektif sebagai proteksi terhadap virus Corona varian Omicron.

"Dalam konteks era Omicron yang turunannya, tiga dosis ini yang lebih diharapkan bisa melindungi publik dengan imunitas atau proteksinya. Ini yang tentunya masih jadi PR kita bicara dosis ketiga. Namun kalau disebut sekali lagi terkendali saya sih belum confidence lah ya untuk mengatakan itu, bahwa iya mendekati itu, iya, on track-nya iya," tuturnya.

Dicky menyarankan agar pemerintah hati-hati dalam menyikapi transisi dari pendemi ke endemi. Dia menilai pemerintah tidak terburu-buru.

"Yang menjadi permasalahan saat ini di masa transisi ini kita harus sangat hati-hati dalam menyikapi situasi ini dengan tidak terburu-buru, bahwa ada pelonggaran-pelonggaran iya, bahwa ada pergeseran dari sifatnya dari mandatory menjadi tanggung jawab individu setiap masyarakat iya, tetapi ingat di dalam proses itu ada peran pemerintah, dengan cara apa? membangun literasi," jelasnya.

Menurut Dicky, literasi mengenai cara menyikapi pandemi Corona ini harus digencarkan kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat mengetahui situasi dan kondisi saat melepas masker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 02:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement