Advertisement
Lawan Ukraina, Rusia Turunkan 20.000 Tentara Bayaran dari Suriah dan Libya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah Rusia mengerahkan hingga 20.000 tentara bayaran dari Suriah, Libya dan negara lain dalam serangan baru di wilayah Donbas Ukraina. Mereka dikirim ke pertempuran tanpa alat berat atau kendaraan lapis baja, menurut seorang pejabat Eropa.
Pejabat itu mengatakan, perkiraan keterlibatan tentara bayaran di lapangan di Ukraina timur berkisar antara 10.000 hingga 20.000 dan sulit untuk memerinci angka itu antara warga Suriah, Libya, dan pejuang lain yang direkrut oleh perusahaan tentara bayaran Rusia, Grup Wagner.
Advertisement
“Apa yang dapat saya katakan kepada Anda adalah bahwa kami melihat beberapa perpindahan dari daerah-daerah ini, Suriah dan Libya, ke wilayah Donbas timur, dan orang-orang ini terutama digunakan sebagai massa melawan perlawanan Ukraina,” kata pejabat itu seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (20/4/2022).
Dia menegaskan, bahwa pasukan darat itu tidak memiliki alat berat atau kendaraan.
Mantan tentara Suriah telah ditawari gaji bulanan antara US$600 dan US$3.000, tergantung pada pangkat dan pengalaman untuk bertarung di Ukraina.
Baca juga: Seorang Jenderal Rusia Kembali Tewas dalam Pertempuran di Ukraina
Wagner dilaporkan telah memindahkan sebagian besar tentaranya yang telah berperang di Libya ke Ukraina. Bulan lalu intelijen militer Ukraina mengklaim bahwa Rusia telah membuat kesepakatan dengan panglima perang Libya yang didukung Moskow, Khalifa Haftar, untuk mengirim pejuang Libya.
Tentara bayaran diturunkan dalam upaya Rusia untuk merebut sebanyak mungkin Ukraina timur.
Pejabat Barat menyebutnya terburu-buru untuk mendapatkan kemenangan yang dapat diumumkan oleh Vladimir Putin pada parade militer 9 Mei di Moskow untuk memperingati kemenangan pada Perang Dunia II.
Kremlin dipandang memiliki empat tujuan dalam fase kedua perangnya di Ukraina, kata pejabat Eropa. Selain merebut Donbas, mengamankan jembatan darat ke Krimea di mana Kota Mariupol yang terkepung adalah kuncinya, juga merebut oblast Kherson untuk mengamankan pasokan air tawar ke Krimea disamping menguasai wilayah tambahan yang dapat digunakan sebagai penyangga atau alat tawar-menawar dalam negosiasi.
Rusia diperkirakan masih memiliki tiga perempat angkatan bersenjata yang memulai perang pada Februari, 76 batalyon kelompok taktis, dan sekitar 60.000 tentara. Para pejabat Barat mengatakan tentara Rusia menghadapi banyak keterbatasan yang sama yang menyebabkan kekalahannya dalam pertempuran merebut Kiev dan wilayah utara.
Negara itu memiliki tantangan logistik meskipun jalur pasokan ke Donbas lebih pendek dan banyak yang akan tergantung pada kondisi jalan dan rel kereta api.
“Anda perlu ingat bahwa tentara Rusia sangat bergantung pada jalur kereta api dan jaringan kereta api telah berkali-kali menjadi sasaran perlawanan,” kata pejabat Eropa itu.
Selanjutnya, moral di jajaran Rusia rendah dan semakin rendah, kata pejabat itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Donald Trump Larang Warga Palestina Kembali ke Gaza
- KPAI Sarankan Evaluasi Makan Bergizi Gratis Melibatkan Orang Tua dan Anak
- Empat Warga Kota Bogor Meninggal Dunia Usai Tenggak Miras Oplosan
- Nusron Wahid Pastikan Kebakaran Gedung ATR/BPN Murni Musibah
- Sepanjang Januari 2025, KAI Amankan Barang Penumpang KA Senilai Rp1,19 Miliar
Advertisement

Kenalkan Durian Patuk, HeHa Sky View Gelar Pasar Durian Runtuh
Advertisement

Iftar Menu Nusantara dan Timur Tengah di INNSiDE Yogyakarta, Mulai dari Rp155.000
Advertisement
Berita Populer
- Prabowo Sebut Ada Raja Kecil Pengganjal Skenario Efisiensi Anggaran, Dahnil Ikut Bersuara
- Cara Melapor Jika Bertemu Anggota Polisi Nakal, Bisa WA Langsung ke Propam
- KPAI Sarankan Evaluasi Makan Bergizi Gratis Melibatkan Orang Tua dan Anak
- Deddy Corbuzier Jadi Staf Khusus Menteri Pertahanan, KPK: Wajib Lapor Harta Kekayaan
- Bareskrim Mengaku Kesulitan Menangkap Bandar Narkoba Internasional Fredy Pratama
- Yusril Rekomendasikan Penetapan Satu Intitusi Penjaga Keamanan Laut
- Petinggi IKN Ali Berawi Tiba-tiba Mundur dari Jabatannya, Begini Penjelasan Otorita
Advertisement
Advertisement