Advertisement

Tim UGM Teliti Ketahanan Ekonomi Dua Desa Wisata di Borobudur

Media Digital
Rabu, 16 Maret 2022 - 19:57 WIB
Nina Atmasari
Tim UGM Teliti Ketahanan Ekonomi Dua Desa Wisata di Borobudur Tim peneliti dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan penelitian di Desa Karanganyar Borobudur, Kabupaten Magelang, Rabu (16/3/2022). - Harian Jogja/Nina Atmasari

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG- Tim peneliti dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan penelitian di Desa Karanganyar dan Desa Karangrejo Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Penelitian ini fokus pada upaya memperkuat ketahanan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

Ketua tim peneliti, Ahmad Zubaidi menyebutkan penelitian ini dilakukan bersama dua dosen lain yakni Septiana Dwiputri Maharani dan Abdul Rokhmat Sairah, serta diikuti lima mahasiswa Fakultas Filsafat. Penelitian ini berjudul Pengembangan Berbasis Potensi Wisata Desa Sebagai Upaya Memperkuat Ketahanan Ekonomi Pasca-Pandemi Covid-19.

Advertisement

“Yang akan kami lakukan adalah menggali terutama potensi wisata Desa Karanganya dan  kemudian sejauh mana pengembangannya. Bagaimana dari awal mereka merintis wisata dan terobosan-terobosan  apa yang dilakukan, lebih khusus menggali kiat inovasi menghadapi pandemi,” katanya, di sela kegiatan penelitian di Karanganyar, Rabu (16/3/2022).

Dua desa itu dipilih karena berada di kawasan pariwisata Borobudur dan dinilai telah mengembangkan desa wisata dengan baik. Kehidupan pariwisata di dua desa itu tentu tergoncang akibat pandemi Covid-19 namun kini telah bangkit kembali. Ia berharap hasil penelitian ini bisa menjadi sarana belajar tentang kiat menghadapi pandemi Covid-19.

Sekretaris Desa Karanganyar, Khoirul Anwar menyebutkan desa tersebut memiliki ciri khas produk gerabah yang dijadikan destinasi wisata. Para wisatawan yang datang bisa belajar langsung membuat gerabah. “Ini menjadi wisata edukasi yang menarik, karena ada pengalaman yang akan didapatkan wisatawan,” katanya.

Kepala Desa Karanganyar, Suyanto mengungkapkan gerabah merupakan tradisi nenek moyang yang terus dilestarikan. Pemerintah Desa memberika support dengan memberikan pelatihan agar kemampuan warganya meningkat. Selain itu juga memberikan bantuan peralatan usaha pariwisata.

“Keterlibatan masyarakat kekompakan juga menjadi nilai lebih. Banyak hal kami lakukan untuk melestarikan tradisi, kekompakan keramahtamahan, kebersihan lingkungan, flora fauna juga dilindungi agar asli,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement