Advertisement
Endemi Masih Jauh? Kemenkes Beberkan Data, Covid-19 di Indonesia Ternyata Belum Terkendali
Ilustrasi. - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan indikator terbaru pencapaian fase endemi COVID-19 masih menjadi bahan diskusi kalangan para ahli.
"Indikator endemi masih dibicarakan dengan para ahli. Kita tentu tidak terburu-buru, karena masih proses transisi ke normalisasi. Endemi bukan berarti kasus sudah tidak ada, karena kita tahu untuk menghilangkan penyakit butuh waktu panjang, bahkan ratusan tahun," kata Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Selasa (15/3/2022) sore.
Nadia mengatakan hingga saat ini Indonesia masih berstatus pandemi COVID-19 berdasarkan sejumlah pertimbangan indikator yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 24 Tahun 2022 tentang Penentuan Status Faktual Pandemi COVID-19 di Indonesia.
Dalam aturan itu, kata Nadia, terdapat sejumlah indikator yang menyatakan status pandemi di Indonesia masih belum terkendali.
"Kita tahu angka kasus masih cukup tinggi, masih sekitar 9.000 kasus konfirmasi. Intinya kita melihat beberapa indikator reproduction number [laju penularan] masih di atas 1 per 1.000 penduduk," katanya.
BACA JUGA: Sekolah Tatap Muka di Jogja Kembali Dibuka
Advertisement
Selain itu, positive rate atau perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan masih di atas 5 persen dan situasi level PPKM di daerah belum seluruhnya kembali ke level 1 atau situasi terkendali.
"Umumnya situasi level terjadi dalam rentang waktu tertentu, misalnya 6 bulan. Dengan banyaknya tren indikator menunjukkan hal positif, makanya kita sudah bersiap menuju endemi," katanya.
Dalam agenda itu Nadia melaporkan perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia dalam tiga pekan terakhir menunjukkan penurunan jumlah kasus baru terjadi di semua provinsi. "Untuk jumlah kematian masih ada beberapa provinsi yang mengalami peningkatan," katanya.
Provinsi yang dimaksud, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, dan sejumlah provinsi lainnya.
Selain itu, testing rate nasional masih di atas 1 per 1000 penduduk per pekan dengan positive rate mingguan di atas 13 persen
"Positive rate di atas 5 persen masih terjadi di 29 provinsi. Sementara tingkat keterisian tempat tidur perawatan pasien di atas 30 persen terjadi di Provinsi NTT, Kalimantan Utara dan Yogyakarta," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- MBG DIY Libatkan Lumbung Mataraman Bisa Jadi Contoh Nasional
- BLT Kesra Jangkau 92.000 Warga Kurang Mampu di Temanggung
- Kadin DIY Galang Dana dan Magang untuk Korban Banjir Sumatera
- Mabes Polri Larang Pesta Kembang Api Tahun Baru, Ini Alasannya
- THE 1O1 Yogyakarta Tugu Tegaskan Komitmen Pariwisata Berkelanjutan
- Kasasi Ditolak, Lurah Sampang Gunungkidul Dieksekusi 2 Tahun Penjara
- Perpustakaan Umum Bantul Raih Predikat A Akreditasi
Advertisement
Advertisement




