Advertisement
Mengenal Beras yang Menjadi Langganan Keluarga Besar Sultan Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Beras Rojolele Srinuk dan Srinar menjadi langganan keluarga besar Sri Sultan HB X atau Sultan Jogja.
BACA JUGA: Mengenal Bambang Susantono, Orang Jogja yang Akan Memimpin Ibu Kota Baru Indonesia
Advertisement
Padi varietas Srinuk dan Srinar merupakan varietas padi unggul asli Klaten. Sebanyak dua varietas itu merupakan hasil riset pemuliaan yang dilakukan Pemkab Klaten menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Penelitian dilakukan sejak 2013 lalu dan dinyatakan lolos sidang penilaian dan evaluasi varietas tanaman pangan dari Kementerian Pertanian pada 2019. Varietas padi itu mendapatkan rekomendasi untuk pelepasan varietas.
Penelitian dimaksudkan untuk mempersingkat usia tanaman rojolele hingga panen dari semula 150-155 hari menjadi sekitar 105 hari. Selain itu, penilitian ditujukan untuk memperpendek tinggi tanaman rojolele. Dari semula 146-155 sentimeter, tinggi tanaman rojolele hingga panen hanya sekitar 110 sentimeter.
Pengusaha penggilingan beras asal Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Harjono, mengatakan pasar beras Rojolele Srinuk maupun Srinar menjanjikan. Selain ASN, warga dari luar Klaten banyak meminati beras tersebut.
“Peminatnya untuk ASN cukup bagus. Mungkin satu dua ada yang komplain tetapi persentasenya sangat kecil hanya 0,1 persen sampai 0,2 persen dari total beras yang terserap. Ada peminat dari luar kota dan saya sudah mencoba sendiri. Konsumen di outlet saya cukup respon untuk Srinuk,” kata dia.
Harjono juga menjelaskan beras Rojolele Srinuk dan Srinar saat ini juga diminati keluarga raja. Dia rutin mendistribusikan beras Rojolele Srinuk dan Srinar ke keluarga besar Kraton Jogja. “Saya mencoba antara Srinuk dan Srinar kami proses untuk meningkatnya kualitasnya kemudian kami salurkan ke Jogja, ke keluarga besar Sri Sultan. Sampai sekarang tidak ada komplain,” kata dia.
BACA JUGA: Geliat Para Perempuan di Jogja Menyuarakan Belenggu Kekerasan terhadap Kaumnya
Harjono menjelaskan keluarga Kraton Jogja menjadi salah satu pelanggan beras di usaha penggilingan padi yang dia kelola. Tentunya, beras yang disalurkan ke keluarga keraton merupakan beras kualitas premium yakni rojolele. Namun, ketersediaan beras rojolele tak begitu banyak lantaran proses penanamannya yang lama sebelum ada varietas Eojolele Srinuk dan Srinar.
“Rojolele yang umur panennya lama itu saat ini langka. Dan kami coba mengganti dengan itu ternyata tidak ada masalah,” jelas dia.
Dibeli ASN
Selama ini, penanaman padi varietas Rojolele Srinuk dan Srinar digencarkan di Klaten. Varietas padi itu hanya boleh ditanam oleh petani Klaten. Beras hasil panen padi itu lantas dipasarkan salah satunya kepada para ASN di Klaten.
Bupati Klaten sudah menerbitkan Instruksi Bupati (Inbup) No. 1/2020 yang berisi imbauan bagi ASN membeli beras Rojolele Srinuk dan Srinar. Program itu sudah bergulir sejak Agustus 2021 lalu. Distribusi beras kepada ASN dan pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dilakukan salah satu BUMD di Klaten, PT Aneka Usaha Klaten.
BACA JUGA: Mengenal Ermawati, dari TKI Kini Jadi Pejuang Literasi Gunungkidul
Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan selama hampir delapan bulan bergulir, program pembelian beras Srinuk dan Srinar oleh ASN sudah menyerap 80 ton beras setiap bulannya.
“Ini terus naik dan kami upayakan agar seluruh ASN bisa melaksanakan kebijakan ini. Nanti kami akan coba merambah ke instansi vertikal di Klaten,” kata Mulyani saat ditemui di Sekretariat Daerah (Setda) Klaten, Jumat (11/3/2022).
Mulyani mengatakan peminat beras Rojolele Srinuk dan Srinar cukup besar. Dia mencontohkan seperti yang diungkapkan salah satu pelaku usaha penggilingan beras dari Delanggu.
“Katanya sudah ada permintaan setiap bulan untuk disetori beras tersebut. Ada juga yangmengajak kerja sama. Dari pihak swasta sudah ada yang melirik dan mampunya berapa akan diambil untuk instansi swasta dan lainnya. Ini sangat luar biasa dan menjadi tantangan besar kmai untuk meyakinkan petani di Klaten menanam Srinar dan Srinuk,” kata dia.
Meski potensi pasar beras premium itu besar, Mulyani mengatakan masih ada petani yang belum mau menanam padi varietas Rojolele Srinar dan Rojolele Srinuk. Masih ada kekhawatiran ihwal penjualan gabah hasil panen mereka.
BACA JUGA: Latihan di Pasar Hewan, Pembalap Gunungkidul Raih Podium di Qatar
Mulyani berharap petani Klaten tak perlu khawatir menanam padi varietas tersebut lantaran potensi penyerapan hasil panen sangat besar.
“Sebenarnya para petani saya minta untuk percaya diri bahwa ini sudah ada penelitian dan prosesnya sudah cukup lama. Hak paten sudah keluar akan terima. Srinar dan Srinuk memang sudah sangat layak dicintai dan dikembangkan ditanam petani Klaten. Karena dari segi penanaman sangat relatif mudah dengan hasil kualitas premium pasti nilainya menjadi lebih tinggi,” kata Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Alasan Prabowo Angkat Mantan Pejabat BIN Jadi Dirjen Bea Cukai
- Korea Utara Lakukan Penyelidikan Terhadap Kegagalan Peluncuran Kapal Terbarunya
- Luhut Pastikan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Lanjut, Tinggal Tunggu Perpresnya
- Rest Area KM 21 B Tol Jagorawi Disita Kejagung Terkait Korupsi Timah
- Dirut Sritex Iwan Setiawan Lukminto Ditangkap, Pesangon Mantan Pekerja Tetap Harus Dibayarkan
Advertisement

3 Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Batal Berangkat ke Tanah Suci, Begini Alasannya
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Bengkulu Diguncang Gempa Bermagnitudo 6,3 Jumat Dini Hari, Tidak Ada Kerusakan
- Rest Area KM 21 B Tol Jagorawi Disita Kejagung Terkait Korupsi Timah
- Ajak Generasi Muda Berkreasi, Lem Rajawali Gandeng SMKN 12 Surabaya
- Luhut Pastikan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Lanjut, Tinggal Tunggu Perpresnya
- Arsip PKK Jateng Jadi Memori Kolektif Bangsa, Pemprov Jateng Diganjar Pengawasan Kearsipan Terbaik
- Disaksikan Presiden Prabowo, PLN Teken Kerja Sama Pemanfaatan Gas Domestik di IPA Convex 2025
- Pagi Ini, 15 Mahasiswa Universitas Trisakti Dikabarkan Belum Dibebaskan
Advertisement