Pandemi Covid-19 Sudah 2 Tahun, Ini Daftar Varian Corona di Indonesia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Indonesia tepat dua tahun dilanda Pandemi Covid-19 setelah kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Selama 2 tahun ini, kasus Covid-19 terus bertambah setiap harinya hingga mencapai 5.589.176 total kasus konfirmasi positif di Indonesia per Rabu, 2 Maret 2022
Advertisement
Meningkatnya kasus konfirmasi positif di Indonesia turut dipacu lantaran kemunculan beragam varian Covid-19 yang terus bermutasi. Adapun, proses mutasi terjadi karena respons virus terhadap perubahan lingkungan. Proses mutasi inilah yang menimbulkan varian baru dan kemunculannya dipantau para ahli dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Beberapa varian baru memiliki tingkatan tersendiri. Ada yang termasuk dalam kategori varian yang menjadi perhatian utama (variant of concern), karena tingkat penularannya dan dampaknya cukup signifikan bagi masyarakat. Contohnya, Alpha, Beta, Delta, Gamma, dan Omicron.
Selain itu, terdapat varian Covid-19 yang diprediksi bisa berdampak bagi kesehatan masyarakat (variant of interest). Varian yang tergolong kelompok ini di antaranya Lambda dan Mu. Namun, ada pula kelompok varian Covid-19 yang belum diketahui bagaimana dampak dan bentuk penyebarannya kepada manusia.
Kelompok ini disebut sebagai variant under monitoring, seperti Kappa, Iota, dan Epsilon. Kehadiran varian yang beragam ini bisa berdampak pada tingkat penularan, cara penyembuhan, dan gejala penyakitnya. Lalu, apa perbedaan setiap varian Covid-19 ini?
Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dari beragam varian Covid-19, beberapa di antaranya telah masuk ke Indonesia. Saat ini, terdapat empat varian Covid-19 terdeteksi di Indonesia, yakni Alpha, Beta, Delta, dan Omicron.
Perbedaan keempat varian tersebut dapat terlihat dari tempat terdeteksinya, gejalanya, dan tingkat penularannya. Keempat varian ini masuk ke Indonesia pada 2021 di beberapa wilayah, sedangkan gejalanya hampir sama, yaitu batuk, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan anosmia (penciuman hilang).
Berikut ini 4 jenis varian Covid-19 yang terdeteksi di Indonesia:
1. varian Alpha (B.1.17)
Varian ini awalnya terdeteksi di Indonesia pada Mei 2021 di pulau Sumatra dengan gejala yang ditimbulkan adalah demam, batuk, sesak nafas, pusing, mual, dan nyeri otot. Adapun, tingkat penularan dari varian ini adalah 43—90 persen.
2. varian Beta (B.1.351)
Varian beta pertama kali terdeteksi di Indonesia pada Mei 2021 di pulau Bali dengan gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan anosmia.
3. Varian Delta (B.1.617.2)
Sementara itu, pada Mei 2021 turut teridentifikasi varian Delta di Indonesia dengan gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, hilang selera makan, hingga flu parah. Adapun, tingkat penularan dari varian ini berkisar 30—100 persen dibandingkan varian sebelumnya.
4. Varian Omicron (B.1.1.529)
Varian Omicron menjadi varian yang masuk pada penghujung tahun 2021, yaitu pada Desember yang terdeteksi di Jakarta dengan tingkat penularan hingga 500 persen lebih menular dibandingkan Delta.
Selain keempat varian tersebut, masih ada varian Covid-19 lain yang belum masuk ke Indonesia, seperti Gamma yang ditemukan di Brazil pada 2020, Lambda yang ditemukan di Peru pada Desember 2020, dan Kappa yang ditemukan di India pada Oktober 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
Advertisement
Kunjungi Pasar Prawirotaman, Mendag Pastikan Harga Minyakita Turun Pekan Ini
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Indonesia dan Uni Emirat Arab Sepakati Kerja Sama Energi
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- Masuk Masa Tenang Pilkada 2024, Bawaslu Ingatkan Tidak Ada Lagi APK
- Menkes Budi Gunadi Kaget Banyak Anak Indonesia Terkena Diabetes Tipe 1
- Ruko Penjual Beras di Godean Dapat Banyak Karangan Bunga Bikin Kaget Warga
- Prancis Didesak Tangkap Netanyahu Sesuai Putusan ICC
Advertisement
Advertisement