Advertisement
Semua Jenis Vaksin Covid-19 Berpotensi Menjadi Booster

Advertisement
Harianjogja.com, YOGYAKARTA -Semua jenis vaksin memiliki potensi untuk digunakan sebagai "booster" (penguat) vaksin Covid-19. Hal tersebut disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor dr Tri Wibawa.
"Semua vaksin berpotensi sebagai 'booster', tentunya setelah melalui uji klinis khusus untuk membuktikan keamanan dan hasil gunanya sebagai 'booster'," katanya melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu (22/12/2021).
Advertisement
Dia mengungkapkan, banyak tantangan dalam pengembangan vaksin, termasuk vaksin Covid-19.
Pengembangan vaksin tidak dapat dilakukan dengan cepat, karena terdapat banyak proses dan tahapan yang harus dilalui.
Baca juga: Bahaya Obesitas, Bisa Picu 5 Penyakit Ini
Hal tersebut, kata dia, diperlukan untuk membuktikan kandidat vaksin yang dikembangkan aman dan berhasil memberikan perlindungan orang terhadap Covid-19.
Upaya pengembangan vaksin nasional dilakukan oleh sejumlah institusi dan perguruan tinggi di Tanah Air, salah satunya pengembangan vaksin Merah Putih.
UGM turut menjadi salah satu lembaga yang melakukan pengembangan vaksin Merah Putih.
"Pengembangan vaksin sangat kompleks, untuk sampai tahap uji klinis masih panjang prosesnya. Saat ini kita sedang persiapkan melakukan uji imunogenitas pada hewan coba," kata tim pengembang vaksin Merah Putih UGM ini.
Dijelaskan, untuk melihat efek imunogenitas vaksin timnya akan menguji kandidat protein pada mencit.
Vaksin Berbasis DNA
Dalam pengembangan vaksin Merah putih, UGM fokus pada pengembangan vaksin berbasis DNA protein rekombinan dan menggunakan Carbonated Hydroxyapatite (CHA) sebagai adjuvan.
"Yang membedakan pengembangan vaskin UGM ini dengan yang lainnya adalah pada platform teknologinya yakni rekombinan protein," ujar dia.
Tri Wibawa menyebut, setiap platform pengembangan vaksin mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Menurutnya, vaksin yang dikembangkan UGM dengan berbasis protein rekombinan lebih menjanjikan untuk mengurangi potensi efek samping.
Tak hanya itu, menurut dia, dengan platform tersebut juga lebih mudah dalam produksi massal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ledakan di Gaza Selatan, 4 Tentara Israel Dilaporkan Tewas
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
Advertisement

Kemantren Pakualaman Berhasil Turunkan Volume Sampah Berkat Mas Jos
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Deretan Selebritas Dunia Galang Dana untuk Palestina
- Serangan Israel, Warga Palestina yang Tewas Tembus 65.000 Jiwa
- Ribuan Orang Unjuk Rasa di London Tolak Kunjungan Donald Trump
- BMKG Deteksi 2 Bibit Siklon Tropis, Waspada Cuaca Ekstrem
- 20 Ribu Koperasi Merah Putih Akan Peroleh Modal, Rp3 Miliar
- DPR RI Klaim Kelangaan BBM Shell BP Hanya di Jabodetabek
- DPR RI Setujui Revisi RAPBN 2026, Belanja Negara Rp3.842,7 Trilun
Advertisement
Advertisement