Advertisement
Dituding sebagai Gubernur Kadrun dan Ekstrem, Anies Baswedan Bersuara..

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Muncul tudingan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap kadrun dan orang yang ekstrem.
Dalam kanal youtube Deddy Corbuzier Anies menjawab. "Kadrun tuh apa sih? mungkin harusnya tanya pada yang menyebut saya seperti itu. Kalau saya adalah Anies Baswedan," ujarnya.
Advertisement
Menjawab pertanyaan bahwa selama ini dia dikenal radikal, ekstrem, Anies pun menjawab dalam sebuah langkah membawa ide atau gagasan. Ada yang dukung ada yang menolak.
"Saya tidak bisa mengatur pikiran orang, yang bisa diatur tindakan. Seperti negara cuma bisa mengatur tindakan. Kita tidak bisa mengatur pikiran dan perasaan orang," paparnya.
Sementara itu, terkait tudingan dirinya disebut ekstrem, dia menjawab jika ekstrimisme ada dalam banyak urusan, dan salah satu cara menghadapi ekstrimisme adalah kemampuan berpikir kritis. maka seseorang punya benteng menghadapi ekstrimisme apapun.
"Ini sebagai pembenteng dalam menghadapi ekstrimisme dan menolaknya, karena dalam semua urusan kita akan berpotensi bertemu dengan pandangan yang ekstrim ini," tambahnya.
Dia mengatakan tidak bisa melarang siapapun mendukung dirinya, karena itu di luar kendalinya. Termasuk juga dukungan dari orang yang dianggap ekstrim.
"Kalau saya dianggap Gubernur ekstrem, tidak menghormati agama lain dan tidak menghargai minoritas dulu saya tidak bisa menjawab, karena jika saya jawab tidak ada buktinya. Sekarang setelah 4 tahun, saya tidak membantah saya akan membuktikannya saja dimana bukti tudingan itu. Kalau tidak ada, batalin dong itu tuduhannya," ujarnya.
Baca juga: Ibu di Bantul Polisikan Anak karena Jual Perabotan hingga Genting Rumah
Dia juga mengatakan orang sudah sebaiknya melihat hal yang substanstif, jangan memikirkan masalah ketika diperolok atau dihina.
Terkait banjir, Anies mengatakan kalau selama ini penanganannya sudah lebih baik. Semisal dari waktu genangan.
Dia juga mengatakan terkait banjir tersebut juga harus diperhitungan juga curah hujannya. Semisal jika curah hujan di bawah 100 kondisi banjir aman, sementara jika di atas 100 itu yang dikhawatirkan.
Salah satu cara untuk mempercepat penurunan banjir itu, katanya dengan pembuatan sumur resapan. Di Jakarta sendiri saat ini ada sekitar 23.000 sumur resapan.
Dia juga menyinggung soal buzzer. Menurutnya itu bukan musuhnya dan bukan menyerang dirinya tapi menyerang akal sehat orang. Karena banyak hal yang disampaikan tidak benar. Hal ini mengganggu keselamatan banyak orang.
"Yang diserang bukan hanya orang terkenal, tapi orang di netizen yang partisipan bisa diserang hanya karena berpendapat dengan yang bersebrangan," tuturnya.
Dia juga mengimbau orang-orang yang ingin membuat buzzer untuk dirinya agar tidak melakukannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 Orang Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Berikan Santunan Rp150 juta per Keluarga
- Rangkaian Kegiatan Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Ricuh, 3 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut
- Ada Tambang Ilegal di IKN, Menteri ESDM Serahkan Kasus kepada Penegak Hukum
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun
- Cegah Praktik Pungli dan ODOL, Kemenhub Bangun Sistem Elektronik
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
- Ini Cara Bedakan Beras Oplosan, Medium dan Premium Versi Bapanas
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Puluhan Tersangka Sindikat Judi Online Jaringan China dan Kamboja Ditangkap Bareskrim Polri
- Sampaikan Dupik, Hasto Kritiyanto Tuding KPK Melakukan Rekayasa Hukum
Advertisement
Advertisement