Advertisement
Peneliti UI: Pertumbuhan Ekonomi 2021 Diproyeksi Capai 3,8 Persen
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) memperkirakan perekonomian 2021 akan tumbuh sekitar 3,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Peneliti LPEM UI Jahen F. Rezki mengatakan perkembangan ekonomi hingga saat ini menunjukkan akan sulit bagi Indonesia untuk mencapai level pertumbuhan sebelum pandemi Covid-19.
Advertisement
"Pada tahun 2021 kita juga akan sulit untuk bisa mencapai level sebelum pandemi sebesar 5 persen karena ada kemungkinan reemergence [munculnya kembali] dari varian Covid-19 di kuartal IV/2021 nanti," jelasnya pada Press Conference Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (2/11/2021).
Menurut Jahen, ada banyak faktor yang diperkirakan menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi Tanah Air setelah lonjakan pertumbuhan di kuartal II/2201 yang mencapai 7,07 persen (yoy). Pada periode tersebut, ekonomi RI berhasil keluar dari jurang resesi berkat di antaranya geliat aktivitas ekonomi dan basis pertumbuhan yang rendah di kuartal II/2020.
Pada kuartal III/2021, pertumbuhan akan menghadapi tantangan yang berasal dari dampak eskalasi kasus Covid-19 akibat varian Delta di pertengahan tahun. Dengan adanya pengetatan PPKM untuk menekan laju penyebaran virus, kegiatan ekonomi turut terkena dampaknya. LPEM UI memperkirakan ekonomi pada periode tersebut akan tumbuh sekitar 3,9-4,3 persen (yoy).
"Saya rasa ada yang close connection-nya setidaknya mengalami dampak dari Covid-19 pada Juli-Agustus lalu. Semua orang kesulitan mendapatkan rumah sakit atau kehilangan teman dan keluarga, dan itu juga berimplikasi pada ekonomi kita," terangnya.
Tidak hanya itu, berdasarkan studi yang LPEM UI juga lakukan, para pengusaha menilai PPKM Darurat pada periode Juli 2021 lalu merupakan yang paling komprehensif sehingga membuat mereka kesulitan. Skala pembatasan yang diterapkan pemerintah lebih besar dan ketat dari sebelumnya.
Selanjutnya, Jahen menyatakan bahwa hal berikutnya yang perlu diperhatikan oleh seluruh pihak adalah kemungkinan adanya mutasi virus atau kenaikan kasus Covid-19 pada akhir tahun ini. Seperti diketahui, kini PPKM telah dilonggarkan menyusul perkembangan penanganan Covid-19 pasca periode Juli-Agustus lalu.
Kuncinya, tambah Jahen, adalah dengan memastikan penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat meskipun sudah dilonggarkannya PPKM. Lalu, peningkatan upaya vaksinasi guna mencapai herd immunity.
"Jadi jangan sampai kita lengah di kuartal IV/2021 nanti, tidak disiplin dan abai pada protokol kesehatan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Resmi! Pemerintah Tetapkan 27 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025, Ini Jadwalnya
- Gerindra Sebut Prabowo Mulai Panggil Calon Menteri pada Senin dan Selasa Ini
- Alasan Polda NTT Pecat Rudy Soik Setelah Mengungkap Penyelundupan BBM
- Industri Koran di California Meredup, Google Bakal Gelontorkan Rp1,7 Triliun
- Polisi Tangkap Mantan Caleg Sebarkan Video Asusila
Advertisement
Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja, Selasa 15 Oktober 2024, Berangkat dari Stasiun Jebres Solo
Advertisement
Rekomendasi Tempat Wisata Paling Populer di Thailand, Cek Daftarnya
Advertisement
Berita Populer
- PSSI Bantah Kabar Belum Layangkan Protes Resmi ke AFC
- Anies Baswedan Beri Kuliah Umum Tentang Demokrasi di Universitas Merdeka Madiun
- Gempa Guncang Papua dan Sulut Nyaris Bersamaan
- Kementerian PUPR: Pembangunan Istana Kepresidenan di IKN Jadi Karya Anak Bangsa
- Prediksi Cuaca BMKG Senin 14 Oktober 2024: Hujan Petir Melanda Sejumlah Daerah
- 15 Ribu Polisi Disiagakan Amankan Pelantikan Prabowo-Gibran
- Presiden Jokowi Peroleh Medali Kehormatan Loka Praja Samrakshana dari Polri
Advertisement
Advertisement