Bengawan Solo Diduga Tercemar Limbah Ciu, Air Berwarna Hitam dan Berbau Menyengat
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO — Air baku Sungai Bengawan Solo tercemar limbah industri alkohol. Akibatnya, Perumda Air Minum Toya Wening (PDAM) Solo menghentikan operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi, Selasa (7/9/2021) pukul 06.00 WIB.
Air baku berwarna hitam, berbau menyengat, dan hasil pengolahannya tidak sesuai baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 492/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Advertisement
Petugas operasional intake IPA Semanggi, Purnomo, mengaku air berbau menyengat khas ciu sekitar pukul 05.30 WIB.
Baca juga: Videonya Viral di Medsos, 2 Maling Pakai Celana Dalam di Masjid Akhirnya Tertangkap
“Saya tahunya pagi, kemudian lapor ke kantor dan keputusannya untuk menghentikan operasional IPA. Ini menjadi masalah rutin setiap musim kemarau,” kata dia, Selasa pagi.
Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi Perumda Toya Wening, Bayu Tunggul, mengatakan kondisi tersebut rutin terjadi di musim kemarau. Debit dari hulu yang mengecil tak bisa mengurai polutan sehingga air baku tidak bisa diolah.
Belum Ada Solusi Nyata
Ia memprediksi persoalan ini bakal berlangsung hingga Oktober mengingat belum ada solusi nyata bagi industri alkohol yang membuang limbah ke Sungai Bengawan Solo.
“September-Oktober ini kan puncak musim kemarau, sehingga persoalannya bakal terus ada sampai hujan datang. Kami langsung melapor ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Tengah, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Persoalan ini sudah terjadi sejak 2018 dan terus berulang,” kata dia.
Baca juga: Ini 3 Kota yang Digaungkan Kemenparekraf untuk Wisata Kesehatan
Saat ini, air bersih hasil olahan yang ditampung di reservoir hanya cukup untuk didistribusikan hingga Selasa petang. Jika kondisi itu berlanjut, warga dalam cakupan layanan IPA Semanggi akan mendapatkan gelontoran air bersih dari truk tangki. Kapasitas IPA Semanggi sekitar 60 liter/detik.
Warga yang terdampak mencapai 4.800an pelanggan di Kecamatan Pasar Kliwon, seperti, sebagian Kelurahan Semanggi dan Mojo serta sebagian Kelurahan Sangkrah dan Gajahan. Pihaknya menurunkan tekanan pompa dari 1.500 rpm menjadi 1.300 rpm sehingga debit air yang mengalir ke pelanggan lebih kecil.
“Harapannya Selasa siang bisa mengolah lagi agar pelanggan tidak terganggu. Tampungan air di reservoir masih cukup untuk 6-8 jam di tekanan 1.500 rpm, dihitung dari penghentian operasional IPA jam 06.00 WIB. Kalau sampai siang atau bahkan sore tidak bisa diolah, pelanggan jelas terganggu,” ungkap Bayu.
Ia menambahkan kondisi tersebut juga membuat ikan-ikan Sungai Bengawan Solo mabuk atau mengalami bladu, sehingga menyembul ke permukaan. Fenomena itu terjadi dua hari terakhir. Warga sekitar biasanya langsung menangkapi ikan-ikan penghuni Sungai Bengawan Solo itu baik untuk dijual maupun untuk konsumsi sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Pilkada 2024, KPU Kulonprogo Tetapkan 775 Daftar Pemilih Tambahan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
- Momen Pilkada Sleman 2024, Harda Tulus Mengabdi dan Ingin Ikhlas Melayani
- 687 Warga Negara Asing Terjaring Operasi Jagratara, Pelanggaran Izin Tinggal Mendominasi
- Warga Palestina Sambut Baik Surat Mahkamah Pidana Internasional untuk Menangkap Netanyahu
- Yusril Sebut Pemulangan DPO kasus Judi Online dari Filipina Gunakan Perjanjian MLA
- Polri Sebut Telah Menindak 85 Influencer yang Promosikan Judi Online
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Advertisement