Advertisement
Satgas: Jangan Berpuas Diri! Kasus Covid-19 Hari Ini Masih 2 Kali Lonjakan Januari
![Satgas: Jangan Berpuas Diri! Kasus Covid-19 Hari Ini Masih 2 Kali Lonjakan Januari](https://img.harianjogja.com/posts/2021/09/02/1081778/img-20210610-wa0005_2-1.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Penurunan laju kasus Covid-19 saat ini masih dua kali lipat jumlahnya dibandingkan gelombang pertama pada Januari 2021.
"Secara kasus harian, jumlah kasus nasional di tanggal 29 Agustus dibandingkan dengan kasus di tanggal 15 Juli 2021 telah turun sebesar 86,9 persen," kata Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat menyampaikan keterangan pers secara virtual yang dipantau dari kanal YouTube BNPB dari Jakarta, Kamis (2/8/2021) sore.
Advertisement
Jika dilihat secara bulanan, kata Wiku, total kasus pada Agustus 2021 mencapai 664.829 kasus atau turun sebesar 45 persen dari Juli 2021 sebagai yang tertinggi selama pandemi yaitu sebesar 1.225.765 kasus.
"Tentunya kemampuan untuk menekan kasus hampir setengah dari sebelumnya dalam jangka waktu satu bulan adalah perkembangan yang baik," katanya.
Namun, masyarakat diimbau tidak boleh cepat berpuas diri, menurut Wiku jumlah kasus saat ini masih dua kali lipat dari saat lonjakan pertama pada Januari 2021.
"Idealnya kita harus menekan kasus menjadi lebih sedikit dari total kasus pada bulan Januari lalu atau di bawah 331.052 kasus," katanya.
Baca juga: Kematian akibat Covid-19 di DIY Masih Tinggi Selama Agustus
Wiku memberikan apresiasi kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah menaati peraturan yang ditetapkan pemerintah dalam bentuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama Juli dan Agustus serta berkontribusi langsung dalam menurunkan jumlah kasus.
Upaya masyarakat untuk bersabar menjaga protokol kesehatan dan tidak melakukan perjalanan yang tidak mendesak, kata Wiku, menjadi salah satu penyumbang terbesar penurunan kasus ini.
"Pada prinsipnya pemerintah telah berusaha untuk melakukan sinkronisasi data antara pusat dan daerah. Namun, kita perlu mengantisipasi delay data (data tertunda) yang dapat berkontribusi terhadap perbedaan data dan berpotensi lebih tinggi dari seharusnya," katanya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182736/img-20240727-wa0003.jpg)
Peringati Hari Kebaya Nasional, Srikandi PLN Turun ke Jalan Malioboro Menyapa Pelanggan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
- Pemkab Kulonprogo Komitmen Dukung Pembentukan Kawasan Geopark Jogja
Advertisement
Advertisement