Advertisement
Sri Mulyani Akui Beratnya Pertumbuhan Ekonomi di Kisaran 5 Persen di 2022

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai sasaran pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen pada tahun depan cukup berat.
“Ini adalah salah satu forecast yang mungkin paling sulit di tengah ketidakpastian yang begitu banyak. Pandemi tidak bisa 100 persen kita prediksi,” ungkapnya dalam rapat kerja dengan DPR RI, Senin (30/8/2021).
Advertisement
Namun, target tersebut justru dinaikkan setelah melewati kesepakatan dengan DPR. Asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2022 diketok di kisaran 5,2 persen hingga 5,5 persen.
BACA JUGA : Ekonomi DIY Tumbuh Signifikan di Triwulan Kedua,
Sasaran ini lebih besar dari target yang dibacakan Presiden Joko Widodo dalam pidato nota keuangan pada 16 Agustus 2021 dalam sidang bersama. Saat itu, Presiden menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5-5,5 persen.
Beban yang dipaparkan Sri Mulyani masuk akal. Pasalnya, ekonomi Indonesia masih dibayangi oleh pandemi Covid-19 yang tidak pasti ditengah mutasi virus yang terus terjadi.
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Muhidin Mohamad Said berargumen di tengah ketidakpastian yang tinggi akibat Covid-19, eksekutif harus merespons kebijakan dengan sigap. Akan tetapi, jangan dilupakan kehati-hatian dan akuntabel.
“Indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan I/2021 menunjukkan pemulihan ekonomi yang menguat. Namun kita tidak boleh lengah,” katanya pada laporan hasil Badan Anggaran dengan pemerintah, Selasa (6/7/2021).
Muhidin menjelaskan bahwa Indonesia sedang dihantui gelombang lanjutan Covid-19. Kasus positif terus melewati rekor tertinggi. Keterisian tempat tidur rumah sakit pun melebihi kapasitas.
Namun, legislatif berharap kondisi ini tidak mengganggu pemulihan ekonomi yang sedang diupayakan pemerintah. Dengan begitu, pertumbuhan pada tahun ini bisa di atas 4 persen.
“Sebab pemerintah akan sangat sulit mengejar target produk domestik bruto (PDB) tahun depan minimal 5 persen bila pertumbuhan PDB di bawah 3 persen tahun ini,” tegasnya.
BACA JUGA : Ekonomi Berbasis Umat Akan Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengungkapkan target Indonesia untuk kembali ke negara berpendapatan menengah ke atas (upper-middle income) akan sulit tercapai jika tidak ada upaya luar biasa untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 5 persen per tahun.
Pasalnya, dengan pertumbuhan rata-rata hanya 5 persen per tahun, kesenjangan pendapatan per kapita semakin melebar. Untuk kembali ke lintasan pertumbuhan sebelum pandemi, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 persen agar memperkecil gap atau celah pendapatan per kapita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Breaking News: 6 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Tol Ungaran-Semarang
- Tersangkut Kasus Korupsi, Segini Harta Kekayaan Menteri Syahrul Yasin Limpo
- Peserta Seleksi PPPK 2022 Mundur, Pemkot Solo Beri Sanksi Blacklist 3 Tahun
- Gerai SenyuM dari BRI, Pegadaian & PNM Mudahkan Pelaku Usaha Akses Modal
Berita Pilihan
- Selain Bangun Infrastruktur Transportasi, Pemerintah juga Bangun Ini
- Kasus Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia, Klub Suap Wasit hingga Rp1 Miliar
- Sederet Artis yang Raup Cuan dari TikTok Shop
- Ini Modus Tersangka Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia
- TikTok Dilarang Jualan, 6 Juta Penjual dan 7 Juta Kreator Bisa Gulung Tikar
Advertisement

Jelang Pemilu 2024, Bupati Bantul Ajak Tokoh Agama Dinginkan Suasana
Advertisement

Di Coober Pedy, Penduduk Tinggal dan Beribadah di Bawah Tanah
Advertisement
Berita Populer
- Jenderal Dudung Menilai Alutsista TNI AD Perlu Modernisasi
- Luhut Bantah Temuan Ombudsman Soal Maladministrasi Dalam Relokasi Warga Pulau Rempang
- Jalan Tol Solo-Jogja-YIA Tersambung Sepenuhnya 2026
- Kejagung Dalami Keterlibatan Menteri Dito Ariotedjo di Kasus Korupsi BTS Kominfo
- KPK Geledah Rumah Mentan Syahrul, Begini Respon NasDem
- Bumi Pesisir Cilacap Dihijaukan, Embrio Eduwisata Alam Terintegrasi
- Mendag Zulhas Sambangi Pasar Asemka, Dicurhati Pedagang soal Omzet Anjlok
Advertisement
Advertisement