Advertisement
Turki Berminat Impor 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara, Ini Alasannya...

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Turki dikabarkan berminat mengimpopr 5,2 juta dosis Vaksin Covid-19 Nusantara besutan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Kabar tersebut disampaikan Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair Profesor drh Chairul Anwar Nidom kepada Bisnis, Selasa (24/8/2021).
Advertisement
Niat mengimpor vaksin itu disampaikan Turki secara pribadi kepada Terawan pada 1,5 bulan lalu. Selain itu, Turki juga menawarkan diri sebagai lokasi uji klinis fase 3 Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik itu.
Seperti diketahui, Vaksin Nusantara sudah selesai uji klinis fase 2, dan kini tengah menunggu izin uji klinis fase 3.
Soal impor, dia menyarankan agar dilakukan antara pemerintah (dua negara), karena Terawan tidak memiliki lembaga bisnis. Juga, terkait izin.
Lalu, mengapa Turki berminat mengimpor Vaksin Nusantara yang menjadi polemik di Indonesia?
Baca juga: Bantul Pecah Belasan OPD & Bentuk 2 Dinas Baru, Siapa Pejabat yang Digeser?
Menurut Nidom, hal itu boleh jadi disebabkan karena Vaksin Nusantara berasal dari darah calon penerima vaksin, sehingga aman.
Dibutuhkan waktu 7 hari untuk penyuntikan vaksin setelah darah dari calon penerima vaksin diambil dan diproses, serta siap disuntikkan.
Alasan kedua, Vaksin Nusantara tidak mengandung bahan kimia atau benda asing seperti vaksin konvensional menggunakan aluminium hidroksida untuk meningkatkan antibodi.
Zat ini, menurut Nidom, bisa bersifat neurotoksik di dalam tubuh atau disebut neurotoksin. Adapun, gejala yang bisa muncul antara lain kejang, serangan jantung.
Neurotoksin adalah zat sintetis atau alami yang merusak, menghancurkan, atau mengganggu fungsi sistem saraf pusat dan atau perifer (sistem saraf tepi).
“Sehingga dari segi agama, Vaksin Nusantara aman karena tidak mengandung zat atau mineral lain, diproses dari darah orang yang akan divaksin. Juga aman untuk orang yang memiliki komorbid,” ujar Nidom.
Dari hasil uji klinis fase 1 dan 2, 17 haris etelah penyuntikan, maka muncul antibodi untuk melawan Virus Corona SARS-CoV-2 dan tidak ada efek samping (KIPI) serius, tambah Nidom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Putusan MK Pisahkan Pemilu dan Pilkada, PDIP Kota Jogja Soroti Substansi Demokrasi
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
- Baru Sesaat Bebas dari Lapas, Mantan Sekretaris MA Nurhadi Kembali Ditangkap KPK Terkait Pencucian Uang
Advertisement
Advertisement