Advertisement
Hong Kong Temukan Varian Baru Corona yang Lebih Menular
Warga Hong Kong membawa tas belanja dari sebuah department store ternama di Hong Kong, China, Sabtu (30/5/2020). - Bloomberg/Ivan Abreu
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Hong Kong kemungkinan besar akan memperketat tindakan karantina setelah seorang wanita yang menyelesaikan masa isolasi tujuh hari ditemukan membawa varian virus Corona yang lebih menular.
Dilansir South China Morning Post, Sabtu (14/8/2021), seorang penasehat pemerintah mengatakan para ahli kesehatan akan membahas rencana ini pada Senin pekan depan.
Advertisement
Pembantu rumah tangga berusia 38 tahun, yang bekerja di Stanley dan membawa varian mutan L452R, adalah salah satu dari dua kasus impor baru yang dikonfirmasi pada hari ini. Mutan tersebut merupakan mutasi dari varian B.1.4.2.9 yang ditemukan pada pasien Covid di Amerika Serikat.
Kedua pasien, yang tiba secara terpisah dari AS, divaksinasi lengkap dengan dosis BioNTech buatan Jerman dan tanpa gejala. Mutasi L452R terkait dengan beberapa varian, termasuk versi Delta yang sangat menular.
Sebuah komite ilmiah di bawah Pusat Perlindungan Kesehatan pada Senin mendatang akan mempelajari berbagai data seperti jumlah kasus impor yang melibatkan varian delta dan L452R dalam beberapa bulan terakhir dan membuat rekomendasi tentang kebijakan karantina.
“Kemungkinan besar akan diperketat,” kata David Hui, anggota komite tersebut.
Pemerintah baru-baru ini mengubah aturan dan mulai Senin lalu menggunakan proses yang disederhanakan untuk menilai negara-negara berisiko Covid-19 sehingga memungkinkan lebih banyak penduduk yang divaksinasi lengkap yang terdampar di luar negeri untuk pulang bersama dengan pembantu rumah tangga asing dan pengusaha yang menunggu untuk masuk.
Namun, Hui memperingatkan bahwa periode isolasi tujuh hari tidaklah cukup. Dia juga menyarankan masa karantina untuk pelancong yang divaksinasi penuh dari negara-negara berisiko sedang, harus diperpanjang hingga dua minggu meskipun mereka telah memperoleh hasil tes antibodi positif.
Kebijakan saat ini memungkinkan pelancong tersebut untuk dikarantina di hotel yang ditunjuk hanya selama tujuh hari.
Hui mengatakan setidaknya 11 kasus impor selama dua minggu terakhir terkait dengan AS, sehingga pihak berwenang mungkin perlu mempertimbangkan untuk memasukkannya ke daftar negara berisiko tinggi dari kategori risiko sedang.
Infeksi impor lainnya melibatkan seorang pria berusia 56 tahun, menjadikan keseluruhan kasus di kota itu menjadi 12.032, dengan 212 kematian.
Sementara Hui mengatakan kasus-kasus baru dapat menimbulkan risiko wabah komunitas, dia menunjukkan bahwa infeksi yang terdeteksi di komunitas sebelumnya selama beberapa bulan terakhir tidak memicu penyebaran seperti itu.
“Warga Hong Kong sudah terbiasa memakai masker dan sering cuci tangan, jadi sepertinya ini membantu mencegah wabah di masyarakat pada kasus-kasus sebelumnya. Saya harap kali ini akan sama,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : SCMP
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ini Titik Rawan Macet di Sleman Saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Tarif DAMRI Jogja-YIA Rp80.000, Ini Jadwal Minggu 14 Desember
- ASEAN Desak Gencatan Senjata Diperluas di Myanmar
- Jadwal KA Prameks Minggu 14 Desember 2025
- Dispar Bantul Wajibkan Tarif Jelas Selama Libur Nataru
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Desember 2025, Cek di Sini
- Harga Emas Pegadaian Terbaru: UBS Turun Tipis, Galeri24 Masih Stabil
Advertisement
Advertisement





