Advertisement
Hong Kong Temukan Varian Baru Corona yang Lebih Menular

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Hong Kong kemungkinan besar akan memperketat tindakan karantina setelah seorang wanita yang menyelesaikan masa isolasi tujuh hari ditemukan membawa varian virus Corona yang lebih menular.
Dilansir South China Morning Post, Sabtu (14/8/2021), seorang penasehat pemerintah mengatakan para ahli kesehatan akan membahas rencana ini pada Senin pekan depan.
Advertisement
Pembantu rumah tangga berusia 38 tahun, yang bekerja di Stanley dan membawa varian mutan L452R, adalah salah satu dari dua kasus impor baru yang dikonfirmasi pada hari ini. Mutan tersebut merupakan mutasi dari varian B.1.4.2.9 yang ditemukan pada pasien Covid di Amerika Serikat.
Kedua pasien, yang tiba secara terpisah dari AS, divaksinasi lengkap dengan dosis BioNTech buatan Jerman dan tanpa gejala. Mutasi L452R terkait dengan beberapa varian, termasuk versi Delta yang sangat menular.
Sebuah komite ilmiah di bawah Pusat Perlindungan Kesehatan pada Senin mendatang akan mempelajari berbagai data seperti jumlah kasus impor yang melibatkan varian delta dan L452R dalam beberapa bulan terakhir dan membuat rekomendasi tentang kebijakan karantina.
“Kemungkinan besar akan diperketat,” kata David Hui, anggota komite tersebut.
Pemerintah baru-baru ini mengubah aturan dan mulai Senin lalu menggunakan proses yang disederhanakan untuk menilai negara-negara berisiko Covid-19 sehingga memungkinkan lebih banyak penduduk yang divaksinasi lengkap yang terdampar di luar negeri untuk pulang bersama dengan pembantu rumah tangga asing dan pengusaha yang menunggu untuk masuk.
Namun, Hui memperingatkan bahwa periode isolasi tujuh hari tidaklah cukup. Dia juga menyarankan masa karantina untuk pelancong yang divaksinasi penuh dari negara-negara berisiko sedang, harus diperpanjang hingga dua minggu meskipun mereka telah memperoleh hasil tes antibodi positif.
Kebijakan saat ini memungkinkan pelancong tersebut untuk dikarantina di hotel yang ditunjuk hanya selama tujuh hari.
Hui mengatakan setidaknya 11 kasus impor selama dua minggu terakhir terkait dengan AS, sehingga pihak berwenang mungkin perlu mempertimbangkan untuk memasukkannya ke daftar negara berisiko tinggi dari kategori risiko sedang.
Infeksi impor lainnya melibatkan seorang pria berusia 56 tahun, menjadikan keseluruhan kasus di kota itu menjadi 12.032, dengan 212 kematian.
Sementara Hui mengatakan kasus-kasus baru dapat menimbulkan risiko wabah komunitas, dia menunjukkan bahwa infeksi yang terdeteksi di komunitas sebelumnya selama beberapa bulan terakhir tidak memicu penyebaran seperti itu.
“Warga Hong Kong sudah terbiasa memakai masker dan sering cuci tangan, jadi sepertinya ini membantu mencegah wabah di masyarakat pada kasus-kasus sebelumnya. Saya harap kali ini akan sama,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : SCMP
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Pembangunan Tol Jogja-Solo Segmen Prambanan-Purwomartani Sesuai Rencana, Target 2026 Sampai Gerbang Tol Kalasan
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement