Advertisement
Vaksin Sinovac Mampu Kendalikan Covid-19 di Brasil
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat memegang sebotol vaksin virus corona (COVID-19) Sinovac, vaksin COVID-19 pertama yang tiba di negara itu, di Pangkalan Udara Villamor, Kota Pasay, Metro Manila, Filipina, Minggu (28/2/2021)./Antara - Reuters/Eloisa Lopez
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Berdasarkan hasil studi di salah satu kota kecil di Brasil, didapatkan data bahwa vaksin produksi Sinovac Biotech Ltd. bisa mengendalikan wabah Covid-19, lebih efektif dibandingkan dengan hasil uji klinis pada tahap awal. Hal ini bisa mendorong keyakinan negara berkembang untuk menggunakan vaksin asal China ini.
Menurut studi oleh Pemerintah Sao Paulo, yang dilakukan di Kota Serrana dengan 45.000 penduduk tersebut menunjukkan adanya penurunan angka kematian hingga 95 persen dalam lima pekan setelah vaksinasi massal selesai dilakukan.
Advertisement
Adapun, kasus dengan gejala turun sampai 80 persen dan keterisian rumah sakit turun hingga 86 persen.
Sekitar 75 persen dari penduduk kota tersebut sudah divaksinasi dengan target mayoritas adalah penduduk usia dewasa dan 95 persen dari penerima vaksin sudah mendapatkan dua dosis lengkap.
Sementara itu, hingga saat ini belum ada laporan efek samping dari vaksin tersebut, dan tidak ada kematian terkait Covid-19 di antara para penerima vaksin dalam 14 hari setelah menerima vaksin tersebut.
Di wilayah sekitar Kota Serrana, sekitar 315 kilometer dari Sao Paulo, juga mempelajari efektivitas vaksin melawan mutasi virus P1. Direktur Riset di Butantan Institut Ricardo Palacios menyatakan bahwa vaksin tersebut masih efektif melawan mutasi virus yang pertama kali ditemukan di Brasil tersebut.
“Sekarang bisa kami katakan bahwa sangat mungkin untuk mengendalikan pandemi dengan vaksin. Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa tidak perlu vaksinasi anak untuk membuka kembali sekolah,” kata Palacios, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (1/6/2021).
Studi di Serrana tersebut berpotensi memberikan pencerahan bagi negara-negara berkembang yang membutuhkan vaksin untuk bisa kembali bangkit setelah pandemi menghantam.
Studi ini juga menjadi bukti terbaru yang membantah kontroversi pada vaksin asal China tersebut, yang menyebutkan hanya menembus efikasi 50 persen pada uji klinis terakhirnya, yang terendah di antara vaksin Covid-19 lainnya.
Sinovac juga sebelumnya dikritik karena tak menunjukkan cukup data uji klinis dan data keamanan dibandingkan dengan vaksin keluaran negara-negara barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Waspada! Penipuan Pakai Modus IKD Kembali Muncul di Bantul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Megawati Nilai Perunggu SEA Games 2025 Hasil Maksimal Timnas Voli
- Joni 15 Tahun Jadi Honorer, Kini Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
- Perusak Hutan Sumatera Teridentifikasi, Satgas PKH Siapkan Evaluasi
- Chery Hadirkan TIGGO 8 CSH Comfort dan J6T di Jogja
- Kasus Kuota Haji, KPK Jadwalkan Pemeriksaan Yaqut Cholil
- Ekstrak Spearmint Berpotensi Dukung Fungsi Kognitif dan Daya Ingat
Advertisement
Advertisement




