Advertisement
Bantuan Terhenti, Penyandang Disabilitas di Solo Kesulitan Ekonomi
ilustrasi difabel. - IST/wikipedia
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Ratusan penyandang disabilitas di Kota Bengawan terdampak Pandemi Covid-19. Mayoritas dari mereka kehilangan pekerjaan dan hanya mengandalkan bantuan untuk bertahan hidup.
Pembatasan sosial guna mencegah penularan berdampak signifikan terhadap kehidupan mereka. Pendamping Komunitas Difabel Berdaya Solo, Sri Hartatik, mengatakan terdapat 400an penyandang disabilitas yang terdampak Pandemi.
Advertisement
BACA JUGA : Penyandang Disabilitas Diberi Bantuan Bahan Pokok
Mereka adalah penyandang disabilitas netra, bisu, tuli, autis, tuna grahita, dan sebagainya. “Pada awal Pandemi, bantuan mengalir dari berbagai pihak, seperti perkumpulan fotografer, kelompok pengajian, dan sebagainya. Bantuan itu terhenti pada Agustus, dan kami baru mulai menyalurkan satu bantuan lagi, beberapa waktu lalu. Tapi, sebagian dari mereka ada yang mendapatkan bantuan sosial tunai (BST), maupun sembako,” kata dia, kepada Espos, Kamis (20/5/2021).
Apabila dihitung, sejak awal Pandemi hingga Agustus 2020, mereka hanya mendapatkan bantuan sebanyak 3-4 kali. Mayoritas berupa bahan pokok sehingga untuk mencukupi kebutuhan lain-lain, para penyandang disabilitas itu masih harus bekerja. Sektor informal yang turut terdampak membuat penghasilan yang didapat tak sebaik sebelumnya.
“Teman-teman disabilitas netra itu pekerjaannya pijat, jadi sangat terdampak sekali karena enggak banyak yang memanfaatkan jasanya. Kemudian, ada yang menjahit. Nah, permintaan jasa jahit saat ini juga sangat turun,” ungkap Tatik, sapaan akrabnya.
Tak sedikit para penyandang disabilitas yang akhirnya turun ke jalan lantaran pekerjaan mereka tak lagi mencukupi kebutuhan. Mereka lantas mengamen atau berjualan keliling, hingga meminta-minta.
“Kami berharap bantuan dari berbagai pihak. Bantuan dari pemerintah tentu hanya sebatas BST yang tidak cukup untuk mengcover kebutuhan yang lain. Mereka keinginannya kuat, misal ingin usaha, tapi modal terbatas dan kondisinya sepi, jadi hanya berserah dan berharap bantuan,” kata dia.
BACA JUGA : Formasi Disabilitas Dibentuk untuk Mengawal Implementasi
Salah satu orangtua anak penyandang disabilitas Cornelia de Lange syndrome di Solo, Koko Prabu, mengatakan bantuan yang dibutuhkan di antaranya alat bantu kesehatan seperti stroller, nebulizer, popok bayi sekali pakai, nutrisi, dan selang NGT.
“Kalau ada donatur, kami akan arahkan langsung dikirim ke alamat penyandang disabilitas. Kebutuhan anak-anak kami ini sangat banyak karena kecacatannya menyeluruh, semuanya kena sehingga harus benar-benar menjaga kesehatannya,” jelas Koko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Ditlantas Polda DIY Siapkan Contraflow Kridosono Saat Nataru
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Partisipasi Ayah Ambil Rapor di SMAN 6 Jogja Baru 30-40 Persen
- DPP Kota Jogja Pastikan Daging Sapi Aman Jelang Libur Akhir Tahun
- Kejari Bantul Dalami Dugaan Penyelewengan APBKal Wonokromo
- 116 Santri Keracunan Makanan Katering, Polisi Turunkan INAFIS
- Dies Natalis ke-76, UGM Perkuat Riset dan Hilirisasi Berkelanjutan
Advertisement
Advertisement




