Advertisement
432 Orang Tewas, Amerika Serikat Sebut Militer Myanmar Benar-Benar Keterlaluan!

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -Konflik politik berdarah di Myanmar telah menwaskan lebih dari 400 orang.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengecam pertumpahan darah yang dilancarkan terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar sebagai langkah "benar-benar keterlaluan" setelah pasukan keamanan menewaskan lebih dari 100 orang termasuk sedikitnya tujuh anak-anak.
Advertisement
Myanmar mengalami kekacauan sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.
Tindakan itu memicu protes massa menuntut kembali ke demokrasi.
BACA JUGA: Berlaku Mulai 1 April, Ini Daftar Syarat Perjalanan di Dalam Negeri
Pada Sabtu (27/3/2021), setidaknya 107 orang tewas di seluruh Myanmar, ketika pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa.
"Ini mengerikan," kata Biden kepada wartawan dalam sambutan singkat yang dia berikan di negara bagian asalnya, Delaware.
"Benar-benar memalukan, dan berdasarkan laporan yang saya dapatkan, banyak sekali orang terbunuh yang sama sekali tidak perlu," katanya.
Pembunuhan pada Sabtu (27/3/2021) terjadi setelah junta menggelar unjuk rasa besar pada Hari Angkatan Bersenjata tahunannya.
Sedangkan, Uni Eropa menggambarkan kekerasan mematikan itu sebagai "tidak bisa diterima".
"Jauh dari semangat merayakan, militer Myanmar kemarin telah membuat hari yang mengerikan dan memalukan," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam sebuah pernyataan seperti ikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (29/3/2021).
Kecaman itu muncul setelah kepala pertahanan 12 negara termasuk AS, Inggris, Jepang, dan Australia mengecam militer Myanmar.
"Seorang militer profesional mengikuti standar perilaku internasional dan bertanggung jawab untuk melindungi, bukan merugikan orang-orang yang dilayaninya," menurut pernyataan bersama yang jarang itu.
"Kami mendesak Angkatan Bersenjata Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan bekerja untuk memulihkan rasa hormat dan kredibilitas dengan rakyat Myanmar yang telah hilang melalui tindakannya."
Sedangkan, menurut kelompok pemantau lokal, jumlah korban tewas akibat tindakan keras sejak kudeta telah meningkat menjadi sedikitnya 423 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Leon Dozan Bebas dari Penjara, Begini Status Hubungannya dengan Rinoa Aurora
- Tekuk TNI AU, Tim Putri Petrokimia Gresik Juara Livoli Divisi Utama 2023
- Akhiri Penantian 18 Tahun, Tim Putri Petrokimia Juara Livoli Divisi Utama 2023
- Ratusan Off Roader Uji Adrenalin di Tanjakan Kapolda dan Kapolres di Sragen
Berita Pilihan
- Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, Ini Format Lengkapnya
- Kasus Covid-19 Melonjak di Beberapa Negara, Kementerian Kesehatan: Akibat Varian Baru
- Google Doodle Menampilkan Kapal Pinisi Indonesia, Ini Asal Sejarahnya
- Jumlah Perokok Anak di Indonesia Makin Banyak, IDAI Sebut Akibat Tuyul Nikotin
- Empat Anak Tewas di Jagakarsa, Polisi Temukan Pesan Bertuliskan "Puas Bunda, tx for All" di TKP
Advertisement

Gelar Jelajah Ruang Menoreh Geoheritage Banjaroya, Ini yang Diinginkan Pemkab Kulonprogo
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Turki Ajak Masyarakat Dunia Tuntut Israel atas Kejahatan Perang di Gaza
- Vladimir Putin Kembali Maju dalam Pemilu Presiden Rusia Maret 2024
- Polisi Masih Dalami Motif Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa
- Pemerintah Pusat Bahas Serius Pengungsi Rohingya, Menkopolhukam: Ada Dugaan TPPO
- Cegah Melonjaknya Kasus Covid-19, Pemeriksaan Kedatangan di Bandara Soekarno Hatta Diperketat
- Mutiara Baswedan dan Alam Ganjar Main Bareng
- Capres Anies Baswedan Apresiasi Warga Tionghoa di Cirebon Selalu Jaga Kerukunan
Advertisement
Advertisement