Advertisement
Versi Papdi, Ini Orang yang Tak Layak Disuntik Vaksin Sinovac

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sehubungan dengan program vaksinasi COVID-19 yang sedang berlangsung dan sampai saat ini telah menjangkau lansia dan petugas publik, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) memberikan beberapa tambahan dan revisi rekomendasi vaksinasi COVID-19 (Coronavac).
Perubahan itu, didasarkan atas berbagai saran dan masukan yang diterima dari kondisi saat pelaksanaan vaksinasi. Demikian berdasarkan surat rekomendasi yang ditulis atas nama Ketua Badan Khusus Satgas Imunisasi Dewasa
INASIM, FACP Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, spPD.
Advertisement
BACA JUGA : Waduh...Banyak Lansia di Jogja Kesulitan Daftar Vaksinasi Covid-19
Berdasarkan hal tersebut PAPDI memberikan Rekomendasi yang disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
1. Upaya untuk mencapai herd immunity (kekebalan kelompok) pada populasi Indonesia untuk memutus transmisi COVID-19 sehingga diperlukan cakupan vaksinasi yang luas
2. Kesepakatan dari para ahli mengenai keamanan dan manfaat vaksinasi COVID-19
3. Bukti llmiah yang terus berkembang terkait dengan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada penyakit dan kondisi tertentu.
4. Sudah dikeluarkannya 4 kali rekomendasi PAPDI yang selalu disesuaikan dengan perkembangan keilmuan yang ada.
Demikian beberapa tambahan dan revisi rekomendasi ini kami sampaikan. Atas perhatian Sejawat, kami ucapkan terima kasih.
Berikut rekomendasi yang disampaikan :
Individu usia 18 — 59 tahun yang memenuhi kriteria dibawah ini pada dasarnya TIDAK LAYAK untuk divaksinasi Coronavac yaitu:
1. Reaksi alergi berupa anafilaksis dan g t reaksi alergi berat akibat vaksin COVID-19 dosis pertama ataupun akibat dari komponen yang sama dengan yang terkandung dalam vaksin COVID-19.
2. Individu yang sedang mengalami infeksi akut. Jika infeksinya sudah teratasi maka dapat dilakukan vaksinasi COVID-19. Pada infeksi T B, pengobatan OAT perlu minimal 2 minggu untuk layak vaksinasi.
3. Individu dengan penyakit imunodefisiensi primer.
BACA JUGA : Siap Disuntik, Sejumlah Guru di Jogja Sudah Menunggu Vaksinasi Covid-19
Sementara itu, untuk individu dengan usia lebih dari 59 tahun, kelayakan vaksinasi Coronavac ditentukan oleh kondisi frailty (kerapuhan) dari individu tersebut yang diperoleh dari kuesioner RAPUH.
Jika nilai yang diperoleh lebih dari 2, maka individu tersebut belum layak untuk dilakukan vaksinasi COVID-19. Jika ragu dengan nilai dari individu lansia tersebut, maka dapat dikonsulkan ke dokter ahli di bidangnya (Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri (SpPD-KGer) atau Spesialis Penyakit Dalam Umum (SpPD) khususnya di lokasi yang tidak memiliki konsultan geriatri.
Penyintas COVID-19 jika covtD-19 jika sudah sembuh minimal 3 bulan, maka layak diberikan vaksin
Pengunaan obat-obatan rutin tidak berhubungan dengan pembentukan antibodi pasca vaksinasi Coronavac (misalnya statin, antiplatelet, dll).
lndividu yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19 saat ini tidak d irekomendasikan untuk menjadi pendonor terapi plasma konvalesen
Berikut kuisioner RAPUH menurut PAPDI
Kuesioner RAPUH Penapisan Sindrom Kerapuhan/Kerentaan/Froilty ltcD code : R54) -Adaptasi dan validasi kuesioner FRAIL 1. R = Resistensi (Resistoncel . Dengan diri sendiri atau tanpa bantuan alat, apakah anda mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga dan tanpa istirahat diantaranya? Skorl=Ya,0=Tidak
2. A = Aktifitas (Fotiguel . Seberapa sering dalam 4 minggu ada merasa kelelahan? 1: Sepanjang waktu
2: Sebagian besar waktu 3: Kadang - kadang 4: Jarang Bila jawab 1 atau 2 skor = 1 dan selain itu skor = 0
BACA JUGA : RS DKT Jogja Layani Vaksinasi Lansia secara On The Spot
3. P = penyakit lebih dari 4 (lllnessesl . Partisipan ditanya, apakah dokter pernah mengatakan kepada anda tentang penyakit anda (11 penyakit utama: hipertensi, diabetes, kanker (selain kanker kulit kecil), penyakit paru kronis, serangan jantung, gagaljantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal)? Bila jawaban jumlah total penyakit skor yang tercatat 0-4 penyakit = 0 dan 5-11 penyakit=l
4. Usaha berjalan : (Ambulatoryl . Dengan diri sendiri dan tanpa bantuan, apakah anda mengalami kesulitan berjalan kira kira sejauh 100 sampai 200 meter? Skor Ya = 1, dan Tidak = 0
5. H = Hilangnya berat badan : (Loss of Weight\ . Berapa berat badan saudara dengan mengenakan baju tanpa alas kaki saat ini? . satu tahun yang lalu, berapa berat badan anda dengan mengenakan baju tanpa alas kaki? r' Keterangan perhitungan berat badan dalam persen : [(berat badan i. tahun yang lalu berat badan sekarang)/Berat badan satu tahun lalu)lx 100% / Bila hasil >5%(mewakili kehilangan berat badan 5%) diberi skor 1 dan <5 % skor = 0
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement