Advertisement
Ini Alasan Netflix Hadirkan Film Lawas Indonesia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Netflix, platform yang memulai operasinya di Indonesia sejak 2016 ini memiliki sejumlah konten lawas populer tahun 1980an dan 1990an, seperti judul-judul film Warkop DKI.
Film berjudul Bebas Aturan Main (1993), Lupa Aturan Main (1990), Depan Bisa Belakang Bisa (1987), Godain Kita Dong (1986), adalah beberapa film lawas yang bisa disaksikan di platform tersebut. Bahkan, Netflix juga menyertakan subtitle bahasa Inggris sehingga bisa dinikmati oleh konsumen luar negeri.
Advertisement
Juru Bicara Netflix mengatakan platformnya tertarik menemukan cerita unik dan menggugah serta menyampaikan cerita yang belum banyak disampaikan. Tak hanya satu jenis konten atau genre tertentu dan tak hanya dari rentang waktu tertentu saja.
"Kami percaya bahwa cerita-cerita berkualitas bisa datang dari mana saja. Indonesia sangat kaya dengan sejarah film-film yang sangat menarik seperti komedi klasik Warkop DKI dan film keluarga seperti Petualangan Sherina. Kami ingin semua penggemar dapat menikmati film klasik dengan pengalaman streaming terbaik dari Netflix dan senantiasa mendukung insan film Indonesia," katanya kepada JIBI belum lama ini.
Juru bicara itu juga menyampaikan bahwa di Netflix, semua keputusan dan prioritas terkait konten lokal dibuat oleh eksekutif konten di Asia, yang terdiri dari pakar berpengalaman di industri kreatif. Mereka juga punya pengetahuan dan wawasan yang baik terkait budaya di Indonesia.
Salah satu strategi perusahaan dalam menghadirkan konten lokal adalah berkolaborasi dengan sineas Tanah Air. Netflix membantu mendanai produksi film atau serial dan mendistribusikan hasil karya para sineas di dalam platform, yang bisa disaksikan oleh 204 juta anggota di seluruh dunia.
Selain itu, cara lain Netflix menyediakan kategori film lokal adalah dengan membeli lisensi dari rumah produksi yang ada di dalam negeri. Perusahaan telah membeli banyak lisensi film sebagai bagian dari kolaborasi dengan rumah produksi lokal termasuk Starvision, Falcon Pictures, Visinema Pictures, Lifelike Pictures, Miles Films, dan BASE Entertainment.
"Tentunya kami juga harus selektif dalam memilih konten yang akan kami produksi dan beli, karena pada akhirnya kami tidak hanya sekadar ingin menambah jumlah katalog lokal, tapi menghadirkan film dan serial berkualitas yang disukai anggota kami," kata juru bicara Netflix.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bareskrim Gandeng Polisi Thailand Buru dan Bawa Pulang Buron Narkoba Fredy Pratama
- Letusan Gunung Ruang Berisiko Tsunami, Begini Kronologi Erupsinya
- Jokowi Siapkan Rancangan Kerja untuk Prabowo, Begini Detailnya
- MK Sudah Terima 33 Pengajuan Sahabat Pengadilan Kasus Sengketa Pilpres 2024, Ini Daftarnya
- Bawa Sabu-Sabu 5 Kg dan Ribuan Pil Ekstasi, Penumpang Pesawat Diamankan Petugas Bandara Soetta
- Posko THR Resmi Ditutup, Total Ada 1.539 Aduan selama Lebaran Tahun Ini
- Ini Dia 4 Aturan Baru Visa Umrah yang Diterbitkan Arab Saudi
Advertisement
Advertisement