Advertisement
Benarkah Penyuka Pantai Orang Ekstrovert dan Penyuka Gunung Introvert?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Pantai dan gunung merupakan wisata alam yang tergolong favorit masyarakat. Ada anggapan pantai yang hangat dengan deburan ombak memanjakan telinga lebih disukai orang ekstrovert, sementara gunung yang sejuk dengan pemandangan memanjakan mata lebih cocok untuk introvert. Betulkah anggapan itu?
"Bisa dikatakan soal pemilihan tempat, sifatnya sangat individual," kata psikolog Mira Amir, Sabtu (6/2/2021).
Advertisement
Belum tentu kelompok ekstrovert dijamin lebih menyukai pantai ketimbang gunung. Begitu pula sebaliknya. Semua kembali kepada pilihan masing-masing individu. Bahkan, sepasang anak kembar juga bisa punya pilihan tempat liburan favorit yang berbeda meskipun dibesarkan di lingkungan yang sama.
Baca juga: Kanker Juga Bisa Menyerang Anak-Anak, Ketahui Jenisnya
Konselor Employee Assistance Program di BUMN dan Lembaga Negara mengatakan," Anak kembar pun bisa preferensinya berbeda. Ada yang lebih senang gunung, ada yang lebih senang pantai."
"Yang satu misalnya lebih suka naik mobil sport mahal, satu lagi lebih suka naik motor. Yang naik motor tidak tahu asyiknya naik mobil sport mahal bagaimana, sebaliknya dia juga enggak tahu apa kerennya naik motor."
Tapi kepribadian seseorang bisa mempengaruhi faktor lain dalam berwisata, bukan soal tujuan, melainkan gaya berlibur. Ada yang lebih suka berlibur sendirian, tapi ada juga yang menyukai pergi bersama rombongan.
"Orang ekstrovert ketika ke gunung mungkin enggak sendirian, tapi ramai-ramai."
Baca juga: 4.000 Varian Virus Corona Menyebar dan Menginfeksi Manusia di Seluruh di Dunia
Baik gunung maupun pantai adalah bagian dari wisata alam yang jadi primadona selama pandemi COVID-19. Udara yang segar dan keindahan semesta jadi pelipur lara untuk orang-orang yang jenuh karena tidak bisa bepergian jauh akibat pandemi COVID-19.
Wisata alam atau di luar ruangan adalah salah satu tren liburan tahun 2021 di Tanah Air, kata Dosen Program Studi Pariwisata Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI), Dr. Diaz Pranita.
"Tren wisata 2021 lebih kepada kelompok kecil yang homogen, misalnya family atau korporasi. Tujuannya lebih ke wisata alam atau lebih banyak outdoor, menghindari tempat yang banyak kerumunan," kata Diaz kepada ANTARA melalui pesan singkat, Sabtu.
Dalam seminar daring Tourism E-Talk Series bertema Wisata Minat Khusus dan Olahraga pada November lalu, Diaz mengatakan ada sembilan jenis wisata minat khusus yang semakin digandrungi di tengah pandemi COVID-19.
Pertama, Wisata Perdesaan, lalu Wisata Pendakian Gunung dan Olahraga Paralayang, Wisata Olahraga Marathon, Wisata Bahari Kapal Layar (yachting) dan Selam (diving).
Selanjutnya Wisata Olahraga Arung Jeram, Wisata Gua dan Paramotor, Ekowisata, Wisata Hantu dan Wisata Milenial (youth tourism), serta Wisata Relawan (voluntourism).
Sementara itu, pemerintah dalam program pengembangan pariwisata menetapkan lima destinasi super prioritas, yang meliputi Labuan Bajo, kemudian Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Danau Toba di Sumatera Utara, Likupang di Sulawesi Selatan, serta Candi Borobudur di Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia, Klub Suap Wasit hingga Rp1 Miliar
- Sederet Artis yang Raup Cuan dari TikTok Shop
- Ini Modus Tersangka Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia
- TikTok Dilarang Jualan, 6 Juta Penjual dan 7 Juta Kreator Bisa Gulung Tikar
- Ingat! BPJS Kesehatan Tidak Menanggung Biaya Berobat 21 Kondisi Penyakit
Advertisement

Fasum Apartemen Malioboro City Diduga Digelapkan Pengembang, Korban: Bupati Sleman Tak Tegas!
Advertisement

Tiket Gratis Masuk Ancol, Berlaku Bagi Pengunjung Tak Bawa Kendaraan Bermotor
Advertisement
Berita Populer
- Harga Beras di Indonesia Lebih Mahal dari Vietnam & Filipina, Ini Penyebabnya
- Cak Imin Sebut Food Estate Era Jokowi Gagal, Usul Manajemen Bisnis Rakasasa
- Ketum PSI Kaesang Pangarep Diusulkan Jadi Cabup Boyolali 2024
- Jokowi Perintahkan LRT Dibangun Sampai Bogor
- Bursa Karbon Resmi Meluncur, Bagaimana Nasib Emiten Energi Fosil?
- Kemenkeu Raup Pajak Digital Rp14,57 Triliun dari TikTok hingga Shopee
- Menpora Dito Kembali Disebut Terima Uang di Korupsi BTS 4G Kominfo
Advertisement
Advertisement