Advertisement
Perlu Cermat dalam Penggunaan Data Pribadi Lintas Platform

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Sistem pemanfaatan data lintas platform digital untuk penilaian profil risiko berpotensi meningkatkan kualitas penyaluran pinjaman fintech peer-to-peer lending. Namun, keamanan data pribadi debitur menjadi isu yang harus sangat diperhatikan.
Anggota Steering Committee Indonesia Fintech Society (IFSoc) Yose Rizal Damuri menilai bahwa pemanfaatan data lintas platform semakin berkembang di industri digital, termasuk fintech peer-to-peer (P2P) lending. Pemanfaatan itu biasanya terjadi saat dua perusahaan digital melakukan kerja sama.
Advertisement
Misalnya, perusahaan fintech mencermati arus kas borrower atau calon borrower dari arus kas yang tersedia dalam layanan keuangan perusahaan lain. Data itu dijadikan acuan untuk menilai seberapa baik keuangan debitur sehingga menentukan kelayakannya untuk memperoleh pembiayaan.
"Banyak [perusahaan digital] menggunakan data digital dari yang lain untuk risk scoring, bisa, apalagi dengan algoritma yang ada sekarang ini. Memang betul penggunaan big data analysis dan crosscheck akan sangat membantu [dalam penyaluran pembiayaan fintech]," ujar Yose kepada Bisnis, Rabu (20/1/2021).
Meskipun bermanfaat bagi pengembangan bisnis fintech maupun bagi borrower itu sendiri, isu keamanan data pribadi menjadi hal paling krusial dari skema pemanfaatan data lintas platform. Yose menilai bahwa perlu terdapat keseimbangan antara kedua aspek itu agar industri tumbuh dengan sehat.
"Praktik seperti ini belum tentu mematuhi prinsip perlindungan data karena belum ada legal framework-nya, sedang dibikin. Sudah ada prinsip-prinsip perlindungan data pribadi memang, tapi permasalahannya memenuhi prinsip atau tidak?" ujarnya.
Dia menjabarkan bahwa persetujuan dari borrower menjadi kunci dari pemanfaatan data itu, karena dalam perjanjian awal dia hanya menyerahkan datanya untuk dimanfaatkan oleh platform terkait. Perlu pemberitahuan kepada borrower bersangkutan saat datanya akan dimanfaatkan oleh platform lain.
Platform digital memang menawarkan kelebihan dari tersedianya data yang melimpah, sehingga penilaian kredit bisa menggunakan lebih banyak elemen. Yose menyebut bahwa praktik itu membuat proses know your customer (KYC) lebih presisi.
"Kelebihan di sana. Oleh karena itu konsumen harus mempunyai concern untuk [pemanfaatan data] itu. Perlindungan data pribadi cukup banyak diadopsi di berbagai negara, terutama dari Uni Eropa, perlu dicontoh," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement