Advertisement
Hasil Penelitian: 83 Persen Nakes Alami Kelelahan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Ketua Prodi Magister Kedokteran Kerja sekaligus pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Dewi Soemarko mengatakan penelitian yang dilakukan prodinya mencatat 83 persen tenaga kesehatan di seluruh Indonesia mengalami kelelahan fisik dan mental tingkat sedang akibat pandemi COVID-19.
"Program studi kami itu sudah melakukan penelitian di tahun kemarin. Kami mengumpulkan data dari seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dan kita mengumpulkan sekitar 1.400 responden tenaga kesehatan, ada dokter, dokter spesialis, perawat, bidan, dokter gigi dan farmasi," kata Dewi dalam acara bincang-bincang bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Senin.
Advertisement
BACA JUGA : Kasus Corona Melonjak, Tenaga Kesehatan di Jogja Mulai
Dari penelitian tersebut, Dewi menemukan bahwa 83 persen dari 1.400 responden yang terdiri para tenaga kesehatan itu mengaku bahwa mereka sebenarnya dalam keadaan burn out tingkat sedang.
"Jadi burn out itu sendiri sebenarnya adalah suatu keadaan yang kita bilang adalah kelelahan mental dan fisik yang dialami seseorang karena adanya stres yang berkepanjangan," katanya.
Apabila seseorang mengalami kelelahan fisik dan mental tingkat sedang, kondisi itu menunjukkan bahwa sebenarnya seseorang itu membutuhkan pertolongan dari orang lain.
"Kalau kita bilang tingkat sedang, itu artinya sebenarnya orang itu sudah bilang ini warning. Tolong dong tolong. Itu artinya mereka memang perlu ditolong," katanya.
BACA JUGA : COVID-19 DI DIY: Pekerja Kesehatan Terus Berjatuhan
Dari penelitian itu, Dewi mencatat bahwa sebagian besar tenaga medis yang mengalami kelelahan tingkat sedang adalah para dokter umum dan keletihan yang terjadi adalah letih secara emosi. "Jadi kayaknya mentalnya itu capek banget," katanya.
Selain itu, yang menjadi keprihatinannya dari penelitian itu adalah bahwa salah satu gejala keletihan fisik dan mental yang dialami para nakes itu adalah goyahnya rasa percaya diri mereka.
"Nah, itu bagi kita bahaya. Karena tenaga kesehatan itu harus sebagai decision maker. Jadi harus percaya diri. Kalau mereka sudah mulai ragu, itu sebenarnya perlu ditolong," kata Dewi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
- Cegah Anak Tersesat, Masjidil Haram Sediakan Gelang Identitas
Advertisement
Dari Lahan Sempit, Warga Jogja Kembangkan Usaha Ternak Tikus Mencit
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Libur Nataru, Pos Kesehatan Disiagakan di Titik Wisata Jogja
- 72.465 Siswa Sleman Terima PIP, Nilai Bantuan Rp52 Miliar
- KPK Tangkap Bupati Bekasi Ade Kuswara dalam OTT
- Top Ten News Harianjogja.com Jumat 19 Desember 2025
- Kacamata AI Polisi Lalu Lintas China Percepat Penindakan
- Arema FC Rilis Jersey Ketiga, Usung Gaya Futuristik
- Legenda NASCAR Greg Biffle Tewas dalam Kecelakaan Jet
Advertisement
Advertisement




