Advertisement
WHO: Jumlah Kematian akibat Covid-19 Bisa 2 Juta Sebelum Ada Vaksin

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Jumlah kematian global akibat Covid-19 dapat menjadi 2 juta sebelum vaksin berhasil digunakan secara luas. Menurut WHO, angka itu bisa lebih tinggi lagi jika tidak ada tindakan bersama untuk mengekang pandemi.
“Kecuali jika kita melakukan semuanya, 2 juta kematian, tidak hanya bisa dibayangkan, tapi sayangnya sangat mungkin,” Mike Ryan, kepala program darurat badan PBB dikutip dari SCMP.
Advertisement
Saat ini, jumlah kematian sekitar sembilan bulan sejak novel coronavirus ditemukan di China mendekati 1 juta
Dia juga menegaskan saat ini masih menjadi ancaman bagi dunia dalam pandemi itu.
Dia mengatakan orang muda tidak boleh disalahkan atas peningkatan infeksi baru-baru ini meskipun ada kekhawatiran bahwa mereka mendorong penyebarannya setelah pembatasan dan lockdown dilonggarkan di seluruh dunia.
Sebaliknya, katanya, dibutuhkan kerja sama dan kontribusi semua kalangan untuk mengetaskan pandemi ini.
Sementara itu, dia juga mengatakan saat ini WHO melanjutkan pembicaraan dengan China tentang kemungkinan keterlibatannya dalam skema pembiayaan COVAX yang dirancang untuk menjamin akses yang cepat dan adil secara global ke vaksin Covid-19, seminggu setelah tenggat waktu untuk berkomitmen berlalu.
Pasalnya, sampai saat ini, China masih belum mendaftarkan diri dalam program Covax itu.
"Kami sedang berdiskusi dengan China tentang peran yang mungkin mereka mainkan saat kami maju," kata Bruce Aylward, penasihat senior WHO dan kepala program ACT-Accelerator untuk mendukung vaksin, perawatan, dan diagnostik melawan Covid-19.
Dia membenarkan bahwa Taiwan telah mendaftar ke skema tersebut, meski bukan anggota WHO, sehingga total menjadi 159 peserta. Sementara itu, 34 negara sampai saat ini masih belum memutuskan.
Pembicaraan dengan China juga mencakup diskusi tentang ekonomi terbesar kedua di dunia yang berpotensi memasok vaksin ke skema tersebut, katanya.
Badan PBB menerbitkan rancangan kriteria untuk penilaian penggunaan darurat vaksin Covid-19 untuk membantu memandu pembuat obat saat uji coba vaksin mencapai tahap lanjutan, kata asisten direktur jenderal WHO, Mariangela Simao. Dokumen tersebut akan tersedia untuk komentar publik hingga 8 Oktober, katanya.
Sebelumnya pada hari Jumat, seorang pejabat kesehatan China mengatakan WHO telah memberikan dukungannya kepada negara tersebut untuk mulai memberikan vaksin virus corona eksperimental kepada orang-orang bahkan ketika uji klinis masih berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Wakil Wali Kota Serang Kena Tilang Gegera Bonceng Anak Tanoa Helm
- Trump Minta Rusia Akhiri Perang Ukraina dalam 50 Hari atau Kena Tarif 100 Persen
- Didampingi Hotman Paris, Nadiem Makarim Penuhi Panggilan Kejagung Terkait Korupsi Chromebook
- Rencana Pembangunan Rumah Subsidi Tipe 18/25 Dibatalkan, Ini Alasan dari Menteri PKP
- 27 Juli, Penerbangan Moskow-Pyongyang Dibuka
- Situasi di Gaza Mengerikan, Sekjen PBB Desak Akses Bantuan Masuk
- 11 Korban Kapal Karam di Selat Sipora Ditemukan Dalam Kondisi Selamat
Advertisement
Advertisement