Advertisement
Awas, Pasien Covid-19 Berisiko Terkena Demam Berdarah
Ilustrasi - Pixabay
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan pasien Covid-19 berisiko terinfeksi Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Karena pada prinsipnya sama, DBD adalah penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya dan vaksinnya belum terlalu efektif," kata dia saat diskusi daring dengan tema Ancaman Demam Berdarah di Masa Pandemi di Graha BNPB Jakarta, Senin (22/6/2020).
Advertisement
Berdasarkan data Kemenkes, ujar dia, daerah dengan angka COVID-19 yang tinggi juga ditandai jumlah kasus demam berdarah yang tinggi pula. Sehingga upaya mencegah virus dengue ialah menghindari gigitan nyamuk tersebut melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
BACA JUGA : Dalam Sebulan, DBD di Bantul Bertambah 310 Kasus
Dari 460 kabupaten dan kota yang melaporkan adanya kasus DBD, sebanyak 439 di antaranya juga melaporkan adanya kasus Covid-19 di daerah itu, kata dia. "Fenomena ini yang terjadi artinya memungkinkan seseorang kalau dia terinfeksi Covid-19 dia juga dapat berisiko untuk terinfeksi demam berdarah," katanya.
Pada situasi pandemi Covid-19 terdapat tiga kendala Kemenkes dalam upaya memberantas sarang nyamuk. Pertama, kegiatan juru pemantau jentik tidak bisa optimal sebab adanya kebijakan menjaga jarak fisik.
Kedua, bangunan-bangunan di antaranya sekolah, perkantoran, hotel, rumah ibadah dan fasilitas umum lainnya selama beberapa bulan terakhir banyak yang kosong sehingga berpotensi menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
BACA JUGA : Ada Wabah Corona, Dinkes Bantul Ingatkan Bahaya DBD
"Dan ketiga karena masyarakat banyak berada di rumah sehingga perlu kita melakukan pemberantasan sarang nyamuk," ujarnya.
Sementara itu, ahli Infeksi dan Pediatri Tropik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) dr Mulya Rahma Karyanti mengatakan masih tingginya kasus DBD di Tanah Air hingga mencapai 68.000 kasus tidak memengaruhi layanan kesehatan di rumah sakit meskipun dalam waktu bersamaan pasien Covid-19 juga banyak.
"Pelayanan tidak ada terganggu karena akan disaring di triase rumah sakit yang memilah mana pasien Covid-19 atau DBD," ujar dia.
Ia menjelaskan gejala-gejala pasien DBD di antaranya demam tinggi mendadak, mimisan, nyeri kepala, muntah-muntah hingga pendarahan yang tidak ditemui pada pasien COVID-19. Selain itu, aedes aegypti atau nyamuk penyebab demam berdarah biasanya menggigit pada pukul 10.00 hingga 12.00 WIB dan 16.00 hingga 17.00 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kaliurang dan Jip Wisata Masih Jadi Favorit Libur Natal di Sleman
Advertisement
Menyusuri Sungai Sekonyer, Gerbang Wisata Orang Utan Tanjung Puting
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Rumah Rusak, Polisi Tangani Dampak Puting Beliung Pati
- Kasus Penjualan Senjata ke Taiwan, 20 Perusahaan AS Kena Sanksi China
- Eka Yoga Wiratana Dilantik Jadi Direktur RS PKU Sleman
- Pengadilan Malaysia Vonis Najib Razak 15 Tahun Penjara Kasus 1MDB
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Hari Ini Sabtu 27 Desember 2025
- BMKG Waspadai Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah Saat Nataru
- Jadwal Lengkap KA Prameks Jogja-Kutoarjo Sabtu 27 Desember 2025
Advertisement
Advertisement



